Maulid Nabi Muhammad Saw. dan Revolusi Peradaban Dunia

1647

Suatu ketika, Abdul Muthalib yang menjadi pemimpin suku Quraisy, dalam tidurnya di dekat Ka’bah bermimpi sebanyak tiga kali berturut turut. Dalam mimpinya ia diberi petunjuk tentang sesuatu yang harus digalinya di dekat Ka’bah. Ketika mimpinya sampai pada tanda-tanda tentang letak tempat yang harus digalinya, dan ketika tanda-tanda itu nyata dilihatnya, maka ia bersama anak tunggalnya menggali tempat tersebut.

Penggalian yang aneh itu diprotes banyak saudara dan kerabatnya. Namun karena mimpinya belum bisa dijelaskan kepada kaumnya, maka Abdul Muthalib bersama anaknya terus menggali tanpa menghiraukan protes dan celaan, hingga akhirnya menemukan patung kijang emas, dan banyak harta emas dan perak lainnya serta peralatan perang, hingga akhirnya memancar air.

Sumur Zam zam terbuka lagi.

Peristiwa ini tentu saja mengagetkan kaumnya. Akhirnya, semua harta disepakati untuk kepentingan melayani ibadah haji dan air Zam zam diberikan secara gratis kepada yang melaksanakan ibadah haji.

Ditemukannya kembali air Zam zam yang telah tertimbun selama ratusan tahun menjadi pertanda awal kedatangan Muhammad. Kualitas air Zam zam tidak akan dapat disamai oleh air dari sumber asli dari manapun, dan juga tidak akan dapat disamai oleh air olahan dengan kualitas tertinggi yang dapat dibuat oleh manusia.

Ditemukannya kembali air Zam zam mengabarkan bahwa kedatangan Nabi Muhammad dan ajarannya akan menjadi sumber terbentuknya peradaban baru laksana air yang menjadi sumber terbentuknya semua yang hidup diatas bumi.

Sebagai catatan, ibadah haji saat itu bermacam-macam caranya sesuai kebiasaan suku-suku Arab yang masing-masing punya berhala yang diletakkan di dalam maupun di luar Ka’bah dan di lintasan Sa’i. Ibadah haji yang sudah menyimpang dari yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here