Masya Allah! Doktor Katholik Akui Kebenaran Nabi Muhammad untuk Cegah Pandemi Covid-19

4468
Craig Considine. (Foto: Rice University)

Jakarta, Muslim Obsession – Pandemi Covid-19 memaksa pemerintah dari berbagai negara untuk bertindak cepat dan tepat mengatasinya. Begitu juga dengan para ahli kesehatan dan kedokteran memberikan saran yang paling akurat dan bermanfaat bagi publik dunia.

Tak hanya para dokter, para ilmuwan yang mempelajari transmisi dan efek pandemi pun memberikan pandangan untuk turut mengatasi virus yang mewabah ini.

Salah satu opini dilontarkan seorang doktor Katholik berkebangsaan Amerika Serikat, Dr. Craig Considine dalam sebuah tulisan di laman berita Newsweek. (Baca opini Craig Considine berbahasa Inggris di sini)

“Pakar seperti ahli imunologi Dr. Anthony Fauci dan reporter medis Dr. Sanjay Gupta mengatakan bahwa kebersihan dan karantina yang baik, atau praktik isolasi dari orang lain dengan harapan mencegah penyebaran penyakit menular, adalah alat paling efektif untuk mengandung Covid-19,” tulis Craig yang juga merupakan dosen Sosiologi di Rice University Amerika Serikat.

Dalam opininya, Craig menegaskan bahwa seseorang yang memberikan arahan tentang kebersihan dan karantina yang baik selama pandemi adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Apakah Anda tahu siapa lagi yang menyarankan kebersihan dan karantina yang baik selama pandemi? Muhammad, nabi Islam, lebih dari 1.300 tahun yang lalu,” tegasnya.

Walaupun ia sama sekali bukan ahli “tradisional” dalam hal penyakit mematikan, jelas Craig, Nabi Muhammad memiliki nasihat yang bagus untuk mencegah dan memerangi perkembangan seperti Covid-19.

Craig kemudian menukil sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika kamu mendengar wabah penyakit di suatu negeri, jangan memasukinya; tetapi jika wabah itu menyebar di suatu tempat saat kamu berada di dalamnya, jangan tinggalkan tempat itu. Mereka yang memiliki penyakit menular harus dijauhkan dari mereka yang sehat.”

“Muhammad juga sangat mendorong manusia untuk mematuhi praktik higienis yang akan membuat orang aman dari infeksi. Pertimbangkan hadits berikut, atau ucapan Nabi Muhammad: ‘Kebersihan adalah sebagian dari iman’. ‘Cuci tanganmu setelah kamu bangun; kamu tidak tahu ke mana tanganmu bergerak saat kamu tidur.’ ‘Berkat makanan terletak pada mencuci tangan sebelum dan sesudah makan’,” ungkap Craig.

“Dan bagaimana jika seseorang jatuh sakit? Nasihat seperti apa yang akan diberikan Muhammad kepada sesama manusia yang menderita kesakitan? Dia akan mendorong orang untuk selalu mencari perawatan medis dan pengobatan: ‘Manfaatkan perawatan medis’, katanya, ‘karena Tuhan tidak membuat penyakit tanpa menetapkan obat untuknya, dengan pengecualian satu penyakit – usia tua,” tutup Craig.

Siapa Craig Considine?

Craig Considine adalah warga Amerika penganut Katolik keturunan Irlandia dan Italia. Sebagai sosiolog, dia memusatkan kajiannya pada Islam, pluralism keagamaan, Muslim Amerika, Islamofobia, hubunganhubungan Kristen-Muslim, kehidupan Nabi Muhammad, hubungan ras dan suku, serta titik temu antara agama dan kebangsaan.

Buku teranyar Craig, Islam, Race, and Pluralism in the Pakistani Diaspora (Routledge–Taylor and Francis Group, 2017), merupakan perbandingan lintasbangsa mengenai pengalaman para pemuda Pakistan di Boston, Massachusetts, dan Dublin, Irlandia.

Dikutip dari Mizan, Sekarang dia merupakan pengajar di Fakultas Sosiologi pada Rice University di Houston, Texas. Craig meraih gelar doktornya (Ph.D.) dari Trinity College Dublin di Irlandia. Dia lahir dan berkeluarga di Needham, Massachusetts, dan pernah tinggal di Washington, D.C., serta London, Inggris.

Bagi Craig remaja, Islam adalah Bin Laden, Al-Qaeda, dan kekerasan sebagaimana yang digambarkan media. Namun, saat kuliah di American University dan bertemu dengan Prof. Akbar Ahmed, persepsinya tentang Islam berubah total.

Sejak kuliah pertamanya, Prof. Ahmed telah membuat Craig bukan hanya penasaran, tetapi juga jatuh cinta kepada pribadi sang Nabi Islam. Dia pun mulai belajar tentang Islam lebih banyak lagi dan menemukan sifat rahmah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta ajarannya yang mengutamakan kasih sayang. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here