Masih Perlukah Gerakan Dakwah Parmusi di Tengah Masyarakat Indonesia?

947

Oleh: Anding Sukiman (Ketua PW Parmusi Jawa Tengah)

Kegiatan dakwah di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sesungguhnya sudah sangat banyak dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, ormas, yayasan maupun perorangan/tokoh umat Islam. Dalam kondisi demikian kehadiran Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) sebagai gerakan dakwah, ekonomi, sosial dan pendidikan rasanya sudah tidak ada ruang lagi.

Mari kita perhatikan bagaimana Muhammadiyah dengan aktivitasnya, ada lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Berapa puluh ribu jumlahnya? Nahdlatul Ulama (NU) dengan pondok pesantren, dan lembaga pendidikan formalnya yang sudah menjamur di tengah masyarakat, MTA dengan aktivitas dakwahnya telah dipancarkan mulai radio dan televisi juga sangat marak. Begitu juga dengan Persis, Alwasliyah.

Belum lagi jumlah masjid yang sudah terbangun di setiap dusun bahkan tiap RT. Maka rasanya ruang dakwah tersebut sudah tertutup rapat. Lalu di mana ruang dakwah bagi Parmusi?

Kawan-kawan kader Parmusi, meskipun dengan berbagai macam gerakan dakwah yang dilakukan oleh berbagai macam ormas yang telah lebih dulu berjuang, bukan berarti ruang dakwah bagi Parmusi sudah tertutup. Sebaliknya, ini kiprah Parmusi di medan dakwah justru sangat dinanti. Mengapa?

Gerakan dakwah Parmusi ditunggu masyarakat karena segmentasi dakwah Parmusi beda dengan yang dilakukan oleh NU, Muhammadiyah, MTA dan juga ormas-ormas Islam lainya. Namun demikian materi dakwah Parmusi tidak beda dengan ormas Islam yang ada, karena materi dakwah Parmusi bersumber pada Al-Quran, hadits, lalu ijma’ para ulama.

Kehadiran Parmusi di tengah-tengah masyarakat bukan menjadi pesaing atau lawan bagi ormas Islam yang sudah lama berjuang. Malah justru akan menjadi perekat dakwah bagi semua ormas Islam yang ada. Karena kehadiran Parmusi sebagai gerakan dakwah bukan menggali sumber dakwah baru tetapi memperkuat gerakan dakwah yang sudah dilaksanakan oleh Muhammadiyah, NU dan juga ormas-ormas Islam lainnya.

Apa yang akan diperkuat oleh Parmusi dalam gerakan dakwahnya?

Kita harus paham bahwa meskipun mayoritas rakyat Indonesia ber-KTP Islam, namun sesungguhnya belum ada 60% yang menjalankan shalat. Gerakan dakwah Parmusi harus menyasar kondisi masyarakat yang ber-KTP Islam namun belum shalat tersebut sehingga mereka bisa bersama menjalankan shalat dengan baik.

Kader-kader Parmusi juga tahu dengan pasti bahwa setiap dusun/RT sudah berdiri masjid, namun sudahkah masjid-masjid tersebut sudah berfungsi dengan baik? Apakah tiap waktu shalat sudah mengumandangkan adzan sesuai jadwal shalat yang telah ditentukan? Jika belum, kehadiran Parmusi harus mampu mendorong agar pengeras suara di masjid tersebut mengumandangkan adzan tepat waktu.

Jika adzan sudah dikumandangkan, apakah umat Islam sudah berduyun-duyun datang ke masjid untuk menjalankan shalat berjama’ah? Jika belum, maka kehadiran Parmusi harus bisa menjadi motor gerakan shalat berjamaah di masjid.

Sesungguhnya waktu-waktu dalam waktu shalat tersebut telah ditentukan dengan pergerakan perputaran bumi yang akan berpengaruh pada perubahan kehidupan. Karena itu dengan berkumandangnya adzan dan menyegerakan langkah menuju masjid, insya Allah akan menyelamatkan kita dari pengaruh pergeseran bumi ini.

Disamping itu, adzan merupakan panggilan yang dilakukan Allah Swt. kepada umat manusia (Islam) agar menghadap dan memohon keselamatan. Ibarat sebuah perusahaan, ada direktur perusahaan dan karyawan, posisi kita adalah karyawan. Suatu ketika, kita sebagai karyawan dipanggil menghadap direktur, selayaknya kita bergegas menghadap direktur atau menunda mendatangi panggilan itu? Padahal sdh 3 kali dipanggil namun karyawan tersebut tetap mengabaikan panggilan. Padahal jika kita segera datang menghadap akan mendapat kenaikan pangkat dan kesejahteraan.

Nah, jika kita tidak menghadap bisakah kenaikan pangkat dan kesejahteraan itu diterima? Kira-kira direktur yang panggilanya diabaikan karyawan tersebut marah tidak ya? Tentu saja marah. Adzan adalah panggilan shalat, yang memanggil Allah Swt., yang menciptakan kita, yang menentukan hidup dan mati kita. Beranikah kita mengabaikanya? Gerakan dakwah Parmusi harus mengubah perilaku pengabaian panggilan shalat ini.

 

Penguatan Ekonomi

Selain pembangunan di bidang iman dan takwa, gerakan dakwah Parmusi juga membangun atau menguatkan ekonomi umat. Potensi ekonomi umat Islam sesungguhnya sangatlah besar, tetapi kondisi ekonomi umat Islam saat ini sangat rapuh. Bahkan umat Islam serasa menjadi tamu di rumah sendiri.

Sumber daya alam dan ekonomi Indonesia saat ini dikuasai oleh non pribumi. Parmusi hadir untuk membangun ekonomi umat. Kehadiran Parmusi di tengah masyarakat Islam harus membawa perubahan ekonomi, sehingga masyarakat merasakan peningkatan kesejahteraan.

Kehadiran Parmusi harus mampu membangun rasa percaya diri dalam kehidupan ekonomi, sehingga umat Islam menjadi penguasa ekonomi di negeri sendiri. (**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here