Marah itu Jelek, Padamkan Bara Api itu dengan Air

364

Oleh: Adhes Satria (Pegiat Sosial)

Acapkali kita terpancing oleh perkataan atau sikap seseorang yang membuat kita marah dan ingin membalas kemarahan.

Padahal sesungguhnya marah itu membuat wajah kita menjadi jelek. Ucapan kita menjadi buruk, dan perilaku kita menjadi tak terkendali. Marah juga membuat akal sehat kita menjadi rusak.

Benar sekali marah itu datangnya dari setan. Setan yang mengawali kegaduhan, meniup api bukan untuk memadamkan, tapi menambah nyala api semakin membara.

Orang yang mulanya tenang, berupaya kuat utk sabar, disulutnya dengan amarah, kebencian, hingga memutuskan hubungan.

BACA JUGA: Kok Disuruh Sabar Melulu, Sih?

Marah yang disulut, membuat ucapan atau kata kata yang ditulis menjadi lepas tak terkontrol, seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Lalu menusuknya hingga menorehkan luka yang perih.

Marah membuat doa kita seperti sumpah serapah. Mendoakan orang yang memancing kemarahannya agar celaka ditimpa musibah dan bencana yang besar.

Pantas saja, kemuliaan itu diraih bagi orang yang bisa menahan amarah. Pantas saja jika Nabi ﷺ menjawab pertanyaan sahabatnya, tentang amalan apa yang paling utama dan dicintai Allah. Pesannya adalah jangan marah. Simple.

Nabi juga berpesan, orang yang kuat bukanlah yang memenangkan pertempuran, yang mampu membalas segala keburukan, baik ucapan, perkataan dengan lisan maupun tulisan. Orang yang kuat dan selamat adalah yang bisa menjaga lisan dan apa yang ditulisnya.

BACA JUGA: Waktu yang Disia-Siakan

Mengalah bukan berarti kalah. Diam menghindari perkataan dan sikap buruk juga bukan berarti lemah. Melainkan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Maka apa bedanya, orang yang memancing kemarahan dengan kita yang membalas kemarahan orang yang tak waras dan sakit jiwanya.

Tapi jujur, sesabar sabar kita, kadang bahkan acapkali membuat pertahanan kesabaran kita jebol juga ketika dipancing dengan perkataan yang kasar, buruk dan tak beradab.

Semoga saya dan kita semua bisa lebih bijak utk menahan amarah yang memuncak. Menahan utk tdk membalas ucapan buruk dengan ucapan yang buruk pula. Moga kita termasuk orang yang sabar dan kuat.

Api hanya bisa dipadamkan oleh air. Maka teguklah air di dalam kendi agar adem. Maka berwudhulah jika bara api itu tak juga padam. Bismillah.

Kesalehan tanpa kearifan dan kesabaran menahan hawa nafsu adalah kesia-siaan. Tak mudah memang. Tapi itu ladang pahala yang besar. Timbangan yang memberatkan amalan baik kita saat dihisab dari Hari Pembalasan.

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here