Malam Selikuran Warisan Sunan Kalijaga

1328
Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta.
Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta.

Surakarta, Muslim Obsession – Setiap memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Keraton Kasunanan Surakarta rutin menggelar tradisi malam Selikuran. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga.

Tradisi malam Selikuran merupakan peringatan menyambut malam Lailatul Qadar.

Malam Selikuran dimeriahkan dengan kirab lampu ting dan 1000 tumpeng. Kirab ini melibatkan seluruh abdi dalem dan juga kerabat keraton Kasunanan Surakarta.

“Tradisi ini diteruskan oleh raja Mataram, Sultan Agung dan tradisi itu masih terus dilestarikan sampai sekarang. Kalau untuk tumpengan itu sebagai bentuk syukur atas berkah yang sudah diberikan Allah. Selain itu, tradisi ini untuk memperingati masa penyebaran Agama Islam,” kata Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo, Sabtu (25/5/2019).

Dipokusumo menambahkan, kirab dimulai dari Keraton Kasunanan Surakarta, tepatnya dari Kori Kamandungan. Kemudian Iring-iringan akan berjalan menuju ke Masjid Agung Surakarta.

Selanjutnya, ribuan tumpeng ditata di pelataran masjid. Sebelum dibagikan kepada warga, tumpeng-tumpeng tersebut didoakan terlebih dahulu.

“Nasi ini memiliki berkah, tadi sudah didoakan oleh pak kiai. Saya mendapatkan tiga, ini akan saya bawa pulang untuk dimakan nanti,” kata Wawan (37), warga Laweyan, Solo yang mengaku sudah menunggu lama untuk mendapatkan nasi tumpeng tersebut. Wawan meyakini, bahwa ada berkah di balik nasi tumpeng yang didapatkannya. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here