Macron: Yang Kita Perangi Separatisme Islam, Bukan Agama Islam

639
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: reuter)

Jakarta, Muslim Obsession – Presiden Prancis, Emmanuel Macron menegaskan, negaranya tidak pernah membenci atau memerangi agama Islam. Namun yang ia perangi selama ini adalah separatisme Islam.

Hal itu ditandaskan oleh Macron untuk merespons artikel Financial Times yang dia klaim telah salah mengutip pernyataannya, dan kemudian pernyataan tersebut dihapus dari website surat kabar itu.

Dalam sebuah editorial surat kabar yang diterbitkan pada Rabu (4/11/2020), Macron mengatakan bahwa surat kabar Inggris itu menuduhnya “menstigmatisasi Muslim Prancis untuk tujuan pemilihan dan menumbuhkan iklim ketakutan dan kecurigaan terhadap mereka.”

“Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengklaim bahwa Prancis, atau pemerintahnya, mendorong rasisme terhadap Muslim,” kata Macron seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (5/11/2020).

Sebuah artikel opini yang ditulis oleh seorang koresponden Financial Times yang diterbitkan pada Selasa menuduh bahwa kecaman Macron atas ” separatisme Islam” berisiko mendorong “lingkungan yang tidak bersahabat” bagi Muslim Prancis.

Artikel tersebut kemudian dihapus dari situs web koran tersebut, diganti dengan pemberitahuan yang mengatakan bahwa artikel itu “mengandung kesalahan faktual”.

Presiden Prancis dalam beberapa bulan terakhir telah memicu protes di seluruh dunia Muslim setelah pembunuhan guru Samuel Paty pada bulan lalu, yang telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.

Saat itu, Macron mengatakan Prancis tidak akan pernah menolak undang-undang yang mengizinkan karikatur Nabi Muhammad beredar. Sedangkan Islam melarang menggambarkan bentuk Nabi Muhammad.

Menyusul protes dan boikot barang-barang Prancis di seluruh dunia, Macron mengatakan kepada jaringan Al-Jazeera selama akhir pekan bahwa dia memahami karikatur itu bisa mengejutkan bagi sebagian orang.

Namun mengingat gelombang serangan Islamis di Prancis sejak 2015, Macron memperingatkan dalam suratnya pada pekan ini, bahwa masih ada “tempat berkembang biak” untuk ekstremisme di Prancis.

“Di distrik-distrik tertentu dan di internet, kelompok-kelompok yang terkait dengan Islam radikal mengajarkan kebencian terhadap republik, kepada anak-anak kita, meminta mereka untuk mengabaikan hukum yang ada,” tulisnya.

“Inilah yang diperangi Prancis untuk melawan kebencian dan kematian yang mengancam anak-anak. Tidak pernah melawan Islam. Kami menentang penipuan, fanatisme, ekstremisme kekerasan. Bukan agama,” tandasnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here