Kopi Sehat UBM: Teruslah ‘Lillah’ agar tidak Lelah

682

Oleh: Ustadz Buchory Muslim (Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam, Direktur An-Nahl Institute Jakarta)

 وَلَا تَهِنُوا۟ فِى ٱبْتِغَآءِ ٱلْقَوْمِ ۖ إِن تَكُونُوا۟ تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kalian menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kalian menderitanya, sedang kalian mengharap dari pada Allàh apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Alláh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS. An-Nisa: 104).

Ayat ini turun ketika Rasúlulláh ﷺ mengutus beberapa orang untuk mengejar Abu Sufyan dan kawan-kawannya saat mereka pulang dari perang Uhud, lalu mereka mengeluhkan luka-luka mereka.

Rasúlulláh ﷺ pun mengingatkan para sahabat, meskipun kita terluka, mereka juga mendapat luka, mereka tidak takut dan mundur memerangi kita, karenanya janganlah bersikap lemah jika seperti ini keadaannya, yakni sama-sama mendapatkan luka.

Ingatlah bahwa walau sama-sama luka, kita memiliki kelebihan yang menghendaki untuk tidak bersikap lemah, yaitu kita mengharap dari Alláh apa yang mereka tidak harapkan. Yaitu kemenangan dan pahala. Bahkan di antara orang-orang mukmin ada yang memiliki harapan yang tinggi, ingin membela agama Alláh, menegakkan syari’at-Nya, memperluas wilayah Islam, menunjuki orang-orang yang tersesat dan lainnya.

Begitu pula dalam konteks kehidupan, kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang yang tidak mengenal kita. Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita. Kita istimewa dalam penglihatan orang yang mencintai kita. Tetapi kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian pada kita.Kita adalah orang-orang jahat di dalam tatapan orang yang iri pada kita.

Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing, maka tak usah berlelah agar tampak baik di mata orang lain.

Cukuplah dengan ridha Alláh bagi kita, sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yang tak kan pernah tercapai. Sedangkan ridha Alláh tujuan yang pasti sampai.

Maka tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia, dan fokus saja pada ridha Alláh. Teruslah mengejar ridha Alláh dalam lilláh agar hidupmu tak kan terus lemah lelah.

“Jum’ah mubàrokah, jangan lupa Al-Kahfi dan perbanyak shalawat atas Nabi”.

بارك الله فيكم

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here