Kopi Sehat UBM: Tak Peduli, Tanda Impotensi Iman

555

Oleh: Ustadz Buchory Muslim (Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam PP PARMUSI, Direktur An-Nahl Instute Jakarta)

Kita orang biasa, atau tak punya jabatan atau kedudukan saja, Rasülululläh ﷺ menyebut sebagai bukan golongannya, jika tak PEDULI. Bagaimana kalau itu dilakukakan oleh pejabat atau para pemangku amanah ?

Bagaimana pula cap itu jika mereka adalah pemimpin golongan, partai atau sejenisnya yang setiap butuh suara umat atau rakyat tampil seolah dekat dan akrab merakyat?

Apapula namanya jika itu dilakukan pemimpin negara atau pelayan rakyat? Sebutan seeprti apa jadinya? Ngeri…sangaaat ngeri!

Bayangkan, Rasúlulláh menyebutnya sebagai setan bisu! Apa yang sudah kita lakukan ketika Rasúlulláh dinista? Ke mana kita? Ke mana suaranya tokoh yang katanya masuk dalam daftar 50 tokoh Muslim sedunia? Di mana kebijakan mereka?

Mereka yang selama ini menikmati pundi-pundi kebahagiaan dengan suara bahkan simbol Islam dalam kampanye mereka? Benar-benar ketidakpedulian yang semakin menganga! Ketidakadilan yang tak diperjuangankan itu kata lainnya adalah kezhaliman yang dibiarkan.

Parahnya lagi, sudah tak buat apa-apa malah seolah berhubungan dengan negara yang presidennya telah membuat masalah diaggap biasa saja.

Sekarang contohnya, ketika banyak negara Islam atau mayoritas bahkan minoritas Islam melakukan protes, mana suara mereka? Mana komentar mereka? Mana suara si menteri urusan radikal-radikul itu??? Itukah hasil good looking or bad looking?

Sungguh tragis! Wal’iyaadzu billäh.

 ومن لم يهتم بامر المسلمين فليس منهم

“Dan barangsiapa tak peduli dengan urusan kaum Muslimin, maka dia bukan golongan Muslimin”.

والله اعلم وبارك الله فيكم

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here