Kopi Sehat UBM: Inti Dakwah Para Rasûl

726

Oleh: Ustadz Buchory Muslim (Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam PP PARMUSI, Direktur An-Nahl Institute Jakarta, Ketua DPP Partai UMMAT)

INTI dakwah dari para Anbiyaá wal Mursalin, yakni para Nabi dan Rasûl adalah dakwah tauhîd. Ajakan untuk senantiasa mengesakan Allâh عزوجل. Beribadah dan menyembah hanya kepadaNya, tak boleh ada pencemaran keimanan dan penodaan keyakinan yang kita kenal dengan istilah syirik dan seluruh varian dan modelnya.

BACA JUGA: 

Kopi Sehat UBM: Agama Sebagai Ruh Kehidupan

Kopi Sehat UBM: Beragamalah dengan Benar

Kopi Sehat UBM: Di Mana Pancasila Kita?

Dalam Al-Quran Al-Karîm, banyak ayat atau penegasan Allâh tentang hal yang sangat mendasar dan asasi ini. Di antara ayat itu dapat kita baca:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَٰلَةُ ۚ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allâh (saja), dan jauhilah Thâghût itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allâh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (para Rasûl),” (QS. An-Nahl: 36).

Kita dapat membaca juga dari QS. Az-Zumar: 65-66, QS. Al-Anbiya: 25 dan dapat diperhatikan juga dengan seksama, ikhlas dan penuh pengharapan pada Allâh tentang bahaya besar yang ada di sekitar kita, terkait dengan penodaan aqîdah, penistaan îmân atau pendagradasian tauhîd ini:

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian, dan Allâh menyuruh kami mengerjakannya.” Katakanlah, “Sesungguhnya Allâh tidak pernah menyuruh berbuat keji. Mengapa kamu membicarakan tentang Allâh apa yang tidak kamu ketahui. Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allâh) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula,” (QS Al-A’raf: 27-29).

Dengan taujîhât dan pengarahan Allâh تعالى dalam ayat-ayat di atas, maka jangan kita terpedaya dengan narasi-narasi dan diksi konyol yang hilang ruh îmân dan nirtauhîd itu.

WaAllâhu a’lam wabârakallâhu fîkum….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here