Kopi Sehat UBM: Filosofi Kopi tentang Kehidupan

692

Oleh: Ustadz Buchory Muslim (Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam PP PARMUSI, Direktur An-Nahl Institute Jakarta, Politisi Partai Ummat)

“Segelas kopi yang sering ‘bercerita’ kepada penikmatnya, bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan”.

Kopi tak pernah memilih siapa yang layak dan harus menikmatinya. Karena di hadapan kopi, kita semua sama, tak ada yang beda apalagi dibeda-bedakan.

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?

Satu langkah kecil dari sebuah niat baik mampu membawa kita menuju sesuatu yang di luar imajinasi sekalipun.

Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua itu dapat melenyapkan.

Persahabatan kita itu kadang seperti kopi tubruk, permukaannya kasar. Tapi ketika dicium, terus kenal lebih dalam, kita pasti tak kan bisa melupakan itu.

Dalam diammu, aku mendengar banyak suara. Karena diammu itu berkata-kata, sementara dalam banyak kata ternyata garing, karena hanya menggiring pada kepentingan tertentu, termasuk ‘nafsu liar’ apalagi kalau itu nafsu orang lain.

Begitu sederhana ritme sketsa hidup ini. Diterbangkan indah harumnya kopi, melekat indah di lembut pipi, lalu mewarnai detik waktu bahkan simponi hidup.

Ketika kopi menjadi ‘sahabat sejati’, pagi bukan lagi sebuah misteri, tetapi menjadi energi penuh invoasi penuh arti.

Seperti siapapun yang selalu ada di hati, apalagi yang selalu mengisi hari-hari—-tanpa tapi, tanpa nanti.

والله أعلم وبارك الله فيكم
اللهم بلغنا رمضان

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here