Konflik Somalia, PBB: Lebih dari 5.000 Anak Dilepaskan

963
Seorang anak kecil melihat orang-orang dewasa bermain sepak bola di samping sebuah kamp pengungsi internal (IDP) di Mogadishu, Somalia. (Photo: UN)

Somalia, Muslim Obsession – Laporan PBB menyebutkan, terhitung sejak 2017 selama Konflik Somalia, lebih dari 5.000 anak telah dilepaskan. Namun puluhan ribu masih tertahan di dalam. Hal ini, menurut PBB sesuai dengan komitmen global untuk tidak memanfaatkan anak-anak dalam konflik bersenjata.

Dilansir dari laman PBB, Selasa (13/2/2018), puluhan ribu anak laki-laki dan perempuan masih direkrut, diculik ,dan dipaksa untuk berperang atau bekerja kepada kelompok militer bersenjata.

“Anak-anak hanya dapat dibebaskan dari kelompok bersenjata dan pasukan melalui proses reintegrasi yang komprehensif. Termasuk dukungan medis dan psiko-sosial, serta program dan pelatihan pendidikan,” papar Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Virginia Gamba.

“Tanpa komitmen politik dan finansial yang kuat terhadap proses reintegrasi, perekrutan ulang nyaris terjadi lagi dalam banyak situasi konflik,” tambah Gamba.

Gamba mengatakan, sudah tanggung jawab mereka, menunjukkan kepada anak-anak, ada harapan di luar konflik tersebut. Memotivasi mereka, akan kehidupan yang damai dan aman bagi mereka.

“Bahkan untuk meraih mimpi-mimpi mereka,” terang Gamba pada Hari Internasional melawan Penggunaan Tentara Anak-anak, Senin (12/2/2018) waktu setempat.

Hari Internasional tersebut dimulai pada tahun 2002. Yaitu, ketika Protokol Opsional untuk Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan Konflik Bersenjata mulai berlaku pada tanggal 12 Februari 2002.

Protokol tersebut, menentukan usia minimum untuk perekrutan angkatan bersenjata dalam sebuah konflik dan telah diratifikasi oleh 167 negara.

Sementara itu, United Nations University (UNU) telah berkolaborasi dengan UNICEF, Departemen Operasi Penjaga Perdamaian PBB, Luxembourg dan Swiss. Guna memeriksa apakah pendekatan masyarakat internasional terhadap momok ini efektif atau memerlukan penyesuaian.

Ini penting, karena menurutnya, konflik membentuk identitas anak-anak dan meningkatkan kebutuhan mereka menemukan makna dalam kehidupan. Pada akhirnya, kekuatan konflik secara tragis, mengarah pada eksploitasi, kekerasan dan trauma.(Vina)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here