Komunisme Bikin Islam Tidak Berkembang Signifikan di China, Kenapa?

716
Muslim Uighur, China. (Foto: matamatapolitik)

Muslim Obsession – Islam datang ke negeri China dilakukan sejak era para sahabat Nabi Muhammad ﷺ, sehingga bisa dikatakan penyebaran Islam di Negeri Tirai Bambu tersebut termasuk yang tertua.

Kendati demikian, nyatanya hingga saat ini perkembangan Islam dinilai tidak signifikan. Mengapa demikian?

KH. Bahauddin Nursalim atau lebih akrab disapa Gus Baha, memiliki analisis menarik untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Gus Baha berpendapat, Islam sulit berkembang di China karena negara tersebut memegang erat paham komunisme.

“Sulit menjual Islam ke orang komunis!” ujar Gus Baha, dalam sebuah video yang diunggah Santri Gayeng.

BACA JUGA: Pemerintah China Tutup Sekolah Islam Berusia 34 Tahun

Pengasuh Ponpes Tahfidzul Quran LP3IA Rembang ini beralasan, orang komunis tidak mengenal identitas agama seperti Nabi Musa dan Nabi Muhammad. Bahkan orang komunis juga tidak mengenal Tuhan yang memiliki dan menguasai dunia.

Sebaliknya, berdakwah kepada orang Nasrani dan Yahudi lebih mudah karena ada titik diskusi dengan memiliki figur-figur nabi yang sama. Baik orang Nasrani dan Yahudi maupun Islam sama-sama mengenal Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad.

Oleh karenanya, tegas Gus Baha, dalam Irsyad al-Sari yang merupakan syarh Kitab Bukhari dikatakan, “Orang komunis lebih buruk dibandingkan orang musyrik”.

BACA JUGA: Mengenal Masjid Raya Xian, Simbol Peradaban Islam Pertama di China

“Perhatikan fatwa saya ini! Orang musyrik atau orang Yahudi itu lebih baik dibandingkan orang komunis. Sebab figur nabi, meskipun agak nyerempet salah tapi mereka punya figur yang sama. Orang Nasrani juga sama, sehingga kompetisi agama itu memungkinkan,” jelas Gus Baha.

Gus Baha memberikan contoh. Orang Yahudi menganggap Nabi Musa hebat dan umat Islam pun menganggap Nabi Musa hebat. Sentimen muncul ketika orang Yahudi menilai Nabi Musa lebih hebat dibandingkan Nabi Muhammad, sehingga mulai ada pertikaian.

Begitupun dengan orang Nasrani yang menganggap Nabi Isa lebih hebat dibandingkan Nabi Musa dan Nabi Muhammad. Dari sini pertikaian tak bisa dielakkan. Namun demikian, ketiga agama ini masih memiliki titik temu yang sama, yakni mengenal figur para nabi.

BACA JUGA: Santri Indonesia Goes to China, Kenalkan Kembali Islam yang Toleran

“Sehingga menurut penelitian, sampai Kiamat pun Islam bisa berkembang di Eropa. Muslim banyak di Inggris, Perancis, Belgia, bahkan juga di Amerika. Tapi Islam tidak berkembang signifikan di China padahal Islam di China tua sekali,” tandas Gus Baha.

Karena hal ini pula, sebut Gus Baha, ulama-ulama alim seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah lebih suka berteman dengan orang Nasrani dibandingkan PKI.

“Makanya kamu tidak bisa berharap ulama yang alim lebih pro China ketimbang pro Amerika. Mereka tidak mengerti politik. Kamu tidak bisa memaksa ulama untuk punya perhitungan politik, meski saat ini secara politis sekarang China lebih kuat ekonominya ketimbang Amerika. Tidak bisa! Perhitungan ulama itu, Ahli Kitab lebih lumayan dibandingkan Komunis,” tegasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here