Komitmen Dakwah Parmusi Terus Diuji

1826
Tsunami Banten 1
Ustadz Thohir Mulyadi, DaI Parmusi sekaligus pimpinan Ponpes Daarul Afkar Kecamatan Sumur, Pandeglang, memberikan santunan kepada salah seorang korban tsunami disaksikan Ketum PP Parmusi H. Usamah Hisyam dan Ketua LDP Banten KH. Athoillah.

Pandeglang, Muslim Obsession – Komitmen dakwah Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) dari waktu ke waktu terus diuji oleh dinamika kehidupan sosial dan politik yang berkembang di Tanah Air. Tetapi sampai akhir 2018 ini, atas izin Allah, Parmusi di bawah kepemimpinan H. Usamah Hisyam mampu bersikap istiqomah di jalur dakwah.

“Padahal, guncangan di tubuh Parmusi dalam tiga bulan terakhir cukup dahsyat. Ada poros politik yang cukup kuat didukung sejumlah senior untuk memaksa dan menyeret kembali Parmusi dan para kadernya dalam jalur politik agar mendukung salah satu Capres,” ujar Wakil Sekjen Parmusi Mulyadi Ihsan, yang juga Ketua Tim Aksi Kemanusiaan Parmusi saat rehat di Warung Durian di Baros, Pandeglang, usai melaksanakan Aksi Kemanusiaan Parmusi SaveHelp Banten di Kecamatan Sumur, Ujung Kulon, Paandeglang, Banten Jumat (28/12) petang.

Mulyadi mengungkapkan, Aksi Kemanusiaan Parmusi SaveHelp Tsunami Banten adalah bukti di penghujung akhir tahun 2018 yang dipersembahkan Parmusi bagi kepentingan dakwah Ilallah.

Ia mengisahkan, bagaimana Ustadz Tohir Mulyadi, dai Parmusi di Ujung Kulon, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, yang memimpin ponpes Daarul Afkar menceritakan saat dirinya menyambut kehadiran Tim Aksi Kemanusiaan Parmusi Pusat Kamis (27/12).

Menurutnya, sejumlah pejabat meminta agar Ustadz Tohir datang ke ponpesnya untuk menerima bantuan, tetapi ia enggan balik dari lokasi pengungsiannya bersama ratusan warga, karena khawatir terjadi tsunami susulan. Apalagi kondisi desa pada malam hari sangat mencekam, sepi, sunyi, gelap tanpa lampu penerang, sementara di mana-mana bau mayat masih menyengat hitung. Seluruh warga lebih tenang bertahan di lokasi pengungsian di atas bukit.

“Tetapi, saat Ustadz Tohir menerima telepon dari Ketua Umum Pak Usamah, yang mengabarkan besok akan datang ke Ujung Kulon bersama tim Parmusi, Ustadz Tohir sekeluarga langsung bergegas kembali ke ponpes Daarul Afkar,” ungkap Mulyadi.

Ustadz Tohir dengan meneteskan air mata menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada Parmusi Pusat, yang sangat peduli terhadap warga pedalaman pesisir yang tertimpa musibah.

“Tugas kami selama ini berdakwah. Sesuai arahan Ketum Pak Haji Usamah, insya Allah kami tetap istiqomah akan terus berdakwah. Karena itu saya turun dari bukit untuk menyambut Ketum. Saya bilang sama isteri, malu kita kalau tidak turun kembali ke ponpes. Lha ketum saja datang dari Jakarta, 12 jam di perjalanan, karena peduli kepada warga kita. Masak kita takut!”

“Akhirnya kami turun dari bukit kembali ke ponpes untuk menyambut ketum. Ini luar biasa, Pak Ketum. Semua warga dan pejabat menghindari menginap di desa ini, malah Pak Ketum datang minta menginap di sini. Masya Allah, kalau bukan karena keimanan yang kuat, niat berdakwah yang kuat, ini tak mungkin terjadi. Karena itu saya tawakkal mengikuti kebijakan ketum,” tutur Tohir Mulyadi.

Rombongan Aksi Kemanusiaan Parmusi SaveHelp diperkuat dengan Tim Lembaga Dakwah Parmusi Banten yang dipimpin KH. Athoillah, serta Ketua PD Parmusi Lebak Didin Syaifuddin. Seluruhnya berjumlah 23 orang. Meski pada malam hari sekitar pukul 22.00, atas desakan aparat setempat, tim Parmusi akhirnya dievakuasi juga ke sebuah desa di atas bukit.

Mulyadi mengungkapkan, kisah ekspedisi Aksi Kemanusiaan Parmusi di Banten tersebut merupakan bukti nyata yang mampu membangun eksistensi Parmusi di tengah-tengah umat, sekaligus komitmen dakwah Ketum Parmusi yang sangat militan.

Mulyadi juga menegaskan, dalam tiga tahun terakhir eksistensi Parmusi terbangun karena dukungan seluruh pimpinan wilayah dalam mengamini paradigma baru Parmusi sebagai Connecting Muslim yang fokus dalam dakwah ilallah yang dicanangkan Ketua Umum H. Usamah Hisyam.

“Karena itu, saya sangat menyayangkan apa yang menimpa internal Parmusi dalam tiga bulan terakhir. Pada satu sisi Pak Ketum on the track di jalur dakwah, pada sisi lain masih ada teman-teman dan sejumlah senior yang sibuk untuk membentuk tim sukses salah satu capres di lingkungan kader Parmusi dengan memanfaatkan jalur organisasi dan WhatsApp grup organisasi. Gerakan ini bahkan sangat merusak ukhuwah islamiyah di antara kader, terbukti dengan adanya grup WhatsApp Dakwah Parmusi yang dibubarkan oleh Sekjen, karena lebih dominan bermuatan konflik politik antarkader,” ujarnya.

Mulyadi menandaskan, bila ada sejumlah kader yang mempersoalkan tulisan dan tampilan ketua umum di beberapa televisi, harus dipahami hal itu merupakan hak politik dan hak pribadi H. Usamah Hisyam sebagai anggota dan mantan anggota Dewan Penasihat PA 212.

“Yang jelas Pak Usamah tidak pernah membawa organisasi Parmusi untuk dukung mendukung capres. Sebaliknya beliau mundur dari PA 212, karena PA 212 dianggap sudah menjadi timses salah satu capres. Ini persoalannya, karena beliau harus netral,” tegas Mulyadi. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here