Para Penghafal Al-Quran (6): Komitmen Anggota Dewan Mendukung Program Tahfidz Al-Quran

2953

Jakarta, Muslim Obsession – Banyaknya orang yang menghafal Al-Quran tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa. Menghafal kitab suci tersebut juga digemari oleh kalangan anak-anak.

Dampaknya, saat ini banyak pondok pesantren di Indonesia yang fokus membuka program tahfidz Al-Quran. Bahkan untuk merespon fenomena tersebut, kompetisi tahfidz Al-Quran pun digelar sejumlah stasiun televisi.

Di luar itu, berbagai lomba tahfidz Al-Quran juga ditemukan di berbagai daerah, pesertanya pun ada yang masih usia Taman Kanak-Kanak (TK). Kegiatan positif ini perlu didukung oleh semua elemen masyarakat, tak terkecuali DPR. Apalagi, di lembaga wakil rakyat itu, terdapat banyak partai Islam yang berkewajiban mendukung aspirasi umat.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha, misalnya, ia merasa ikut senang dengan adanya program tahfidz Al-Quran di berbagai daerah yang pesertanya justru banyak dari anak-anak. Program ini menandakan karakter anak bangsa sudah semakin baik, karena mereka selalu disibukan dengan kegiatan yang positif.

“Program tahfidz Al-Quran yang banyak diselenggarakan di masyarakat ini bagus sekali. Karena di samping mencerdaskan, program ini juga bisa menumbuhkan karakter anak menjadi pribadi yang shalih dan shalihah,” ujar Tamliha kepada Muslim Obsession, Senin (29/1/2018).

Tamliha juga mengaku sejak kecil sudah dibesarkan di dunia pesantren. Budaya mengaji, dan menghafal Al-Quran selalu ia rasakan ketika masih sekolah. Hanya saja, diakuinya, program tahfidz Al-Quran tidak seramai diberitakan seperti sekarang. Namun semangat itu, sudah ada sejak jaman dahulu.

“Pendidikan menghafal Al-Quran memang sudah ada sejak dulu, tapi memang tidak seramai sekarang,” jelasnya.

Tamliha juga berusaha untuk melestarikan budaya baik itu. Ia sendiri pernah mengadakan kegiatan tilawatul quran, di daerah pemilihannya, Kalimantan Selatan. Anak-anak dari sejumlah pesantren dikumpulkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Menurutnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai partai Islam tentu sangat konsen membangun masyarakat Indonesia melalui program-program yang positif.

Tidak hanya Tamliha, hal yang sama juga dilakukan oleh Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini. Ia sangat mendukung program tahfidz Al-Quran. Bahkan, Fraksinya pernah mengadakan lomba baca Al-Quran dan kitab kuning khusus anak-anak. Lomba itu diadakan di Gedung Markaz Dakwah DPP PKS, Jalan Simatupang, Jakarta Selatan pada Oktober 2017 lalu, sekaligus merayakan peringatan Hari Santri Nasional.

Saat itu kegiatan diikuti lebih dari 1000 peserta dari berbagai pondok pesantren. Jazuli menegaskan, sejak Indonesia merdeka, satu-satunya Fraksi di DPR yang menyelenggarakan lomba baca kitab kuning hanya Fraksi PKS.

“Ini menunjukkan kesungguhan dan kecintaan PKS terhadap ulama dan tradisi intelektual Islam yang diajarkan di pesantren-pesantren. Lebih dari itu, lomba ini adalah sarana mengokohkan akidah ahlus sunnah wal jama’ah,” tegas Jazuli.

Program lomba tahfidz Al-Quran juga kerap diadakan oleh pengurus PKS di berbagai daerah. Menurut Jazuli, kegiatan ini tujuannya untuk mendorong generasi muda Indonesia agar cinta dan mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran dan bahasa khasanah keilmuwan/intelektual Islam yang orisinal. Dengan demikian, lomba ini sekalugus mendorong intelektualitas di kalangan generasi bangsa.

“Ini yang terpenting sebagai ikhtiar untuk semakin mengokohkan akidah ahlus sunnah wal jama’ah. Lomba ini wujud nyata, PKS sejak didirikan berakidah ahlus sunnah wal jama’ah dan tidak berubah sampai kapanpun bahkan semakin mengokohkannya dalam kehidupan umat Islam di Indonesia,” terangnya.

Sementara itu Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Ridwan Hisjam, juga memiliki pengalaman yang sama. Di beberapa kesempatan, ia juga kerap mengundang anak-anak pondok pesantren di rumahnya untuk menggelar program khataman Al-Quran. Bisanya hal itu dilakukan pada saat bulan suci Ramadhan, baik di Jakarta maupun di Malang, Jawa Timur. Meski sifatnya bukan lomba, tapi dia sangat mendukung program tahfidz Al-Quran untuk anak-anak.

“Saya memang tidak pernah mengadakan lomba Tahfidz Al-Quran, tapi mengajak anak yatim, dan anak-anak pondok pesantren untuk khataman Al-Quran setiap tahun selalu kami lakukan. Kita ajak mereka ke rumah untuk mengaji, sekaligus buka puasa bersama. Saya juga salut, dan bangga kepada mereka masih kecil sudah banyak surat-surat Al-Quran yang dia hafal,” ujar Ridwan.

Menurut anggota Komisi X DPR yang membidangi persoalan pendidikan ini, program tahfidz Al-Quran sangat baik dan perlu didukung, meski ia bukan berasal dari Partai Islam.

“Kegiatan seperti ini ya tentu harus didukung, karena bisa mengalihkan perhatian anak untuk tidak lagi dominan bermain yang tidak ada manfaatnya. Di samping itu anak akan terbiasa mengasah bakatnya untuk bisa berprestasi gemilang,” katanya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here