Kolaborasi PPAD, Terang di Lembah Berkabut

Catatan Perjalanan Puncak Jaya Papua.

269

Permintaan Wabup Deinas

Doni Monardo meluncurkan kisah di balik terselenggaranya Baksos “Kitorang Melihat Terang”. “Ini bermula dari pertemuan saya dengan Wakil Bupati lama, Deinas Geley di Jakarta sekitar pertengahan 2022. Ia menyampaikan berbagai kendala pembangunan serta kondisi masyarakat Puncak Jaya. Di antaranya banyak rakyatnya menderita katarak,” kata Doni Monardo.

Seketika ia teringat sahabatnya, Andreas Sofiandi, Ketua Himpunan Bersatu Teguh (HBT). Organisasi ini merupakan perkumpulan sosial masyarakat Tionghoa yang ada di daerah Sumatera Barat dan Riau. HBT berpusat di Padang dan mempunyai cabang di berbagai kota. Usia HBT sudah ratusan tahun.

“Pak Andreas saya juluki komandan relawan. Selama saya menjabat Kepala BNPB, 2019 – 2021, hampir di mana pun terjadi bencana, saya pasti ketemu dia bersama relawan kesehatan. Orangnya sangat dermawan dan memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi. Ibaratnya, saya dan pak Andreas itu seperti botol ketemu tutup,” puji Doni.

Atas “curhat” Wabup Deinas, Doni pun menghubungi Andreas. Bertemulah mereka bertiga: Doni Monardo, Deinas Geley, dan Andreas Sofiandi. Saat itu juga disepakati baksos operasi katarak, Agustus 2022.

Maraknya katarak di Puncak Jaya –dan daerah lain di Papua, utamanya di Lembah Baliem—disinyalir karena asap dapur yang terletak di honai, rumah tradisional mereka. Secara umum, bentuk bangunan honai adalah bundar dengan diameter 4-6 meter. Umumnya, honai berlantai tanah, berdinding anyaman, dan beratap jerami. Honai tidak berjendela dan hanya memiliki satu pintu.

Seringnya mata terkena asap saat mereka memasak, mengakibatkan iritasi dan berujung katarak. Mulai dari yang hanya satu titik hingga memenuhi seluruh permukaan lensa mata, dan mengakibatkan kehilangan daya penglihatan.

Alhasil, baksos operasi katarak pun disambut antusias masyarakat. Operasi yang dilakukan tim dokter mata Perdami sangat professional, dan menggunakan obat-obatan serta peralatan yang mutakhir. Tercatat 246 penderita katarak Puncak Jaya berhasil dioperasi, dan mereka bisa kembali melihat terangnya dunia. “Kitorang Melihat Terang”, menjadi tagline yang sangat pas.

“Saat baksos operasi katarak yang pertama, Agustus 2022 kebetulan saya terkena covid-19 yang kedua, sehingga tidak bisa ke sini. Dari pada baksos kedua awal Februari 2023 ini saya hadir dengan lingkup kerjasama tanpa batas. Dengan skala yang lebih besar,” tambahnya.

Rajut Kolaborasi

Pada baksos “Kitorang Melihat Terang”, Doni tak ingin hanya operasi katarak. Harus lebih dari itu. Untuk mewujudkannya, pertama-tama Doni menghubungi Dr. Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA yang menjabat Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan, Sekretariat Wakil Presiden RI. Velix Wanggai juga duduk di Badan Percepatan Pembangunan Papua.

“Sebab, tanpa dukungan dari pusat, akan sangat besar tantangan untuk mewujudkannya. Pak Wanggai menyambut positif, bahkan mengambil alih pertemuan berikutnya. Semua pihak yang terkait pun diundang rapat di Kantor Set Wapres. Hadir dari Mabes TNI, TNI-AD, TNI-AU, TNI-AL, Polri, Ditjen Pajak, dan unsur-unsur lain,” papar Doni.

Ditambah, lanjut Doni, bergabungnya Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP). Sebuah wadah yang merupakan komitmen Grup Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) dalam bidang sosial dan kemanusiaan sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan. Aktivitas sosial mereka adalah Pundi Amal di SCTV dan Peduli Kasih di Indosiar.

“Selain Emtek, belasan perusahaan swasta menyatakan diri ikut memberi bantuan. Karena itulah, paket sembako yang kami bagikan bisa mencapai 3.000. Anak-anak juga kami bawakan obat cacing dan obat pilek akut. Karena saya lihat banyak sekali anak-anak yang menderita itu,” kata Doni.

Sumbangan lain berupa mainan anak-anak, alat olahraga (bola sepak, bola voli dan sarung tinju), dan selimut. “Untuk mengangkut logistik sebanyak itu ke Wamena, lanjut ke Puncak Jaya, jelas bukan persoalan mudah. Karena itulah saya menyebut baksos ini hasil kolaborasi tanpa batas. Bahkan sampai saat ini, masih ada sekitar lima ton bantuan yang masih menunggu jadwal penerbangan Hercules TNI-AU,” tambah Doni.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here