Kisah Sultan Murad dan Mayat Seorang Wali yang Semasa Hidupnya Gemar Membeli Minuman Keras dan Mendatangi Pelacur

20297
Sultan Murad IV OK
Ilustrasi: Sultan Murad IV dikenal sebagai pemimpin Turki Utsmani yang sangat tegas.

Muslim Obsession – Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kegalauan yang sangat. Ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.

Sultan pun mengajak kepala pengawal untuk keluar istananya sejenak. Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara menyamar. Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit.

Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal. Namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya.

Kemudian Sultan memanggil mereka. Orang-orang itu tak menyadari kalau orang tersebut adalah Sultan.

“Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya?” tanya Sultan.

“Siapa dia? Di mana keluarganya?” tanya Sultan lagi.

Salah seorang di antara orang-orang itu menjawab, “Orang ini zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzina!”

“Tapi, bukankah ia termasuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?” sergah Sultan.

Sejenak orang-orang itu terdiam. Sesaat kemudian, mereka pun bergerak mengangkat jenazah untuk dibawa ke rumahnya.

Murad_IV kecil
Sultan Murad IV. (Foto: wikipedia)

Melihat suaminya meninggal, sang istripun pun menangis. Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.

Dalam tangisnya sang istri berucap pada jenazah suaminya, “Semoga Allah merahmatimu wahai Wali Allah. Aku bersaksi bahwa Engkau termasuk orang yang sholeh.”

Mendengar hal itu, Sultan kaget lalu bertanya, “Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah, sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya?”

Sang istri menjawab, “Sudah kuduga pasti akan begini…”

“Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu dibawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata, ‘Aku telah meringankan dosa kaum muslimin’,” kisahnya.

Ia kemudian melanjutkan, “Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka uang dan berkata, ‘Malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi”.

“Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku, ‘Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam’.”

“Orang-orang pun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir. Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku, kalau kamu mati nanti, tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu. Ia hanya tertawa dan berkata, ‘Jangan takut, bila aku mati, aku akan dishalati oleh Sultannya kaum muslimin, para ulama dan para Wali’,” tutup sang istri.

Mendengar itu semua, Sultan Murad pun menangis. Ia kemudian berkata, “Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad dan besok pagi kita akan memandikannya, menshalatkannya, dan menguburkannya”.

Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki-laki itu dihadiri oleh Sultan, para ulama, para wali Allah dan seluruh masyarakat.

 

Hikmah:

  1. Jangan suka menilai orang lain dari sisi lahiriahnya saja atau menilainya berdasarkan ucapan orang lain. Sebab terlalu banyak yang tidak kita ketahui tentang seseorang, apalagi soal yang tersimpan di tepian paling jauh di dalam hatinya.
  2. Kedepankan prasangka baik terhadap saudaramu. Boleh jadi orang yang selama ini kita anggap sebagai calon penduduk neraka, ternyata penghuni Firdaus yang masih melangkah di bumi…
  3. Jadi, berhentilah berprasangka dan menggunjing seseorang sekalipun orang itu sangat kita kenal.

 

Referensi Kitab

  1. Kisah ini diceritakan kembali oleh Syaikh Al-Musnid Hamid Akram Al-Bukhary dari Mudzakkiraat Sultan Murad IV
  2. Kitab Al-Ushfiriyah h. 3

Kisah yang mirip:

وعلی هذا حكايۃ ان رجلا مات علی عهد موسی فكره الناس غسله ودفنه لفسقه فاخدوا برجله وطرحوا فی المزبلۃ فاوخی الله تعالی الی موسی عليه السلام وقال ياموسی مات رجل فی محلۃ فلان فی المزبلۃوهو ولي من اولياءي ولم يغسلوه ولم يكفنوه ولم يدفنوه فاهب انت اعسله وكفنه وصل عليه وادفنه فجاء موسی عليه السلام الی تلك المحلۃ

 

Penulis: Ustadz Syamsuri Halim

2 KOMENTAR

    • Om Fadli pertanyaannya saya jawab lihat di Jaman sekarang juga para jenazah orang yang dianggap terorist juga ditolak dikubur di beberapa daerah warga demo menolaknya, bahkan ditempat kelahirannya juga warga menolak, ditempat kelahirannya kan ada masjid tuh tentunya si teroris itu juga pernah dan sering sholat di masjid tersebut. karena warga marah dengan sikap terorist nya maka mereka tidak mau menyolatkan atau menguburkannya, ada juga warga yang takut dianggap teman nya teroris takut kena hukuman, bisa jadi kisah sultan murad IV ini benar bisa jadi beliau juga sering ketemu di masjid dengan warga tapi karena warga marah dengan tuduhan sikap kemaksiatannya maka warga tidak mau mengurus jenazahnya. Peraturan yang dibuat oleh sultan murad IV pada jaman itu adalah melarang minum minuman keras dan rokok, yang melanggar dan ketahuan akan dihukum mati maka jelas saja warga takut mengurusi jenazah pria itu karena oria itu dikenal sebagai suka minuman keras, warga takut disangka mereka adalah para peminum juga dan bisa di eksekusi mati ditempat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here