Kisah Sang Arif Billah Mencari Pencuri Harta

1436
Ilustrasi.

Muslim Obsession – Alim adalah mengetahui permukaan air sumur.  Arif adalah mengetahui sampai ke dasar sumur. Maka para sufi yang sudah mencapait tahap ini disebut arif billah.

Syech al Akbar Ibnu Arabi punya cerita. Suatu ketika ada seorang pemuda, berhasil jadi kaya raya dan sangat paranoid banget bahwa suatu saat kekayaannya bisa dicuri orang. Maka dia lantas menyimpan harta bendanya itu bukan saja ditanam di bawah tanah, tapi bahkan di bawah akar sebuah pohon.

Si pemuda kaya raya ini sontak merasa aman tentram bahwa tak bakal ada orang yang tahu di mana hartanya disimpan. Beberapa kali dia menengok harta simpanannya itu dan aman-aman saja.

Namun betapa kagetnya ketika kali kesekian dia memeriksa, harta bendanya raib tak berbekas. Karuan si pemuda tadi pusing tujuh keliling. Namun tiba-tiba dia ingat salah seorang kenalannya yang di kampungnya punya reputasi sebagai seorang arif billah. Maka berkeluh-kesahlah pemuda tadi pada sang arif billah.

“Ala mak berat kali kau punya masalah nih. Tapi baiklah kasih saya waktu seminngu, insya Allah ada titik terang.” Begitu janji sang arif billah.

Lantas mulailah penyelidikan sang arif billah. Rupanya unik juga metodenya. Yaitu menemui beberapa dokter yan dulu lebih dikenal dengan nama tabib. Setiap kali tabib dia temui, selalu dengan satu pertanyaan yang sama. “Apakah pak dokter pernah memberi resep obat pasien dengan akar pohon?

“Waduh sayang sekali tidak ada guru, tapi cobalah nanti kalau ada saya kasih kabar.” Begitulah setiap tabib yang ditemui jawabannya negatif.

Pada kali yang kedua puluh menemui seorang tabib, sang arif billah mendapat jawaban positif. “Oh ya saya baru ingat tuan guru, ada pasien saya yang sepertinya punya penyakit rada tidak lazim, makanya saya kasih resep akar pohon.”

Sang arif billah segera minta identiitasnya dan alamatnya, dan akhirnya berhasil ketemu orang yang mencuri harta si pemuda itu. Maka harta curian itu berhasil dikembalikan.

Apa pesan sentral cerita ini? Mari kita renungkan bersama-sama.

 

Penulis: Hendrajit (Direktur Eksekutif Global Future Institute)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here