Kisah Ditemukannya Kembali Air Zamzam yang Sempat Hilang

2781

Muslim Obsession – Dalam sejarah Islam, semua sepakat bahwa air Zamzam yang diminum jutaan orang tiap harinya itu pertama kali ditemukan oleh Siti Hajar setelah berlari-lari bolak-balik antara bukit Shafa dengan bukit Marwah, atas petunjuk Malaikat Jibril.

Nama Zamzam diketahui berasal dari Malaikat Jibril. Usia Zamzam sudah sangat lama karena pertama ditemukan 2.000 tahun sebelum masehi. Dalam sejarahnya mata air Zamzam pernah hilang rata dengan tanah. Namun kemudian kembali ditemukan. Bagaimana ceritanya.

Profesor sejarah Islam Ali Husni al Kharbuthli dalam Tarikh al Ka’bah (1991) menyatakan, bahwa Madhad bin Amru al Jurhumi, penguasa Makkah saat itu merasa kewalahan menghadapi gempuran musuh-musuhnya.

Dengan mengandalkan sisa tenaga yang dimiliki, Madhad berniat menghilangkan jejak serta mengamankan sebagian hartanya. Beberapa patung emas, pedang, dan beragam benda berharga lainnya ia ceburkan ke dalam sumur, setelah itu diuruk dengan panasnya pasir Jazirah Arab.

Sumur yang dijadikan tempat pemendaman benda-benda berharga itu kata dia adalah Zamzam. Dampak dari peristiwa yang terjadi berabad-abad sebelum Rasulullah Muhammad Saw lahir itu, Zamzam rata dengan tanah dan pernah dinyatakan hilang.

Sebagai sumur yang paling diandalkan, hilangnya Zamzam membuat setiap suku harus membangun sumurnya sendiri. “Mereka tidak bisa mengandalkan curah hujan, bahkan sungai pun tak ada,” tulis Ali.

Sumur-sumur baru

Masing-masing suku di Arab mulai menggali sumur untuk keluarga besarnya sendiri. Bani Tamim bin Marrah membuat sebuah sumur yang kemudian diberi nama jufur. Abdusy Syam bin Abdi Manaf membuat sumur at thua. Sementara Hasyim bin Abdi Manaf menggali sumur badzar.

Sayangnya, hampir semua berpendapat bahwa keberadaan puluhan sumur baru di Makkah dan sekitarnya itu tidak ada yang mampu mengimbangi kesegaran Zamzam. “Nama zamzam sendiri digunakan karena airnya yang melimpah,” tulis dia.

Munculnya sumur-sumur baru menjadikan masyarakat Arab hidup bercerai berai. Belum lagi, tidak semua pemilik sumur menyilakan warganya untuk mengambil air secara cuma-cuma. Terkecuali sumur al ajul yang digali Qushay bin Ka’ab, ia merelakan airnya diambil siapa saja.

“Tapi ketika Abdi Manaf bin Qushay tumbuh dewasa, seorang dari Bani Ja’il jatuh ke dalam sumur tersebut. Setelah itu mereka tak menggunakannya lagi,” tulis Ali.

Mimpi Abdul Muthalib

Setelah berpuluh tahun kebutuhan air di Makkah makin sulit dipenuhi, pemuka Quraisy bernama Abdul Muthalib mendapatkan perintah dari sosok tak dikenal melalui mimpi yang datang berulang kali.

Ia diamanati mencari kembali keberadaan Zamzam. Elite kabilah yang kelak memiliki cucu bernama Muhammad itu akhirnya mengikuti anjuran mimpi yang ia anggap tak hanya sekadar bunga tidur.

“Abdul Muthalib bermimpi didatangi seseorang. Ia berkata:’Galilah Zamzam! Letaknya di bawah kotoran binatang dan darah. Ada di paruh gagak tuli, di sarang semut,” tulis Ali.

Mimpi itu ditafsiri Abdul Muthalib sebagai kode keberadaan zamzam. Kotoran dan darah dimaknainya sebagai simbol air yang mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit.

Paruh gagak yang tuli merujuk istilah untuk penduduk Habasyah yang pernah menghancurkan kakbah. Sementara sarang semut menandakan bahwa Zamzam akan segera kembali ditemukan dan dikerumuni banyak orang.

Abdul Muthalib pamit kepada istrinya untuk mulai mengurai petunjuk-petunjuk tersebut. Pertama yang dilakukannya adalah menggelar kurban besar-besaran, ia juga membagikan banyak makanan.

Abdul Muthalib kembali merenungi mimpinya. Ia yakin betul, titik lokasi Zamzam terletak di antara dua berhala Aslaf dan Nailah. Dengan ditemani seorang putranya, Abdul Muthalib mulai menggali di lokasi yang dianggap suci oleh banyak orang ini.

“Sungguh, kami tidak akan membiarkanmu menggali di antara dua berhala tempat kami berkurban ini,” ujar dari pewakilan penyembah berhala.

Namun dengan kapak dan peralatan sederhana yang dibawa, Abdul Muthalib tetap meneruskan pekerjaan menggalinya. Tak sampai memakan waktu lama, kakek Nabi itu menemukan patung rusa.

Abdul Muthalib bertakbir, lalu pada kedalaman berikutnya, ditemukan lagi patung rusa berbahan emas lainnya, pedang, dan sejumlah harta yang konon milik penguasa Makkah di masa lampau.

Lantas, di setahap berikutnyalah; air segar memancar deras. Zamzam yang hilang kembali ditemukan. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here