Kiai Miftach Mundur, Buya Anwar Ungkap Kesedihan Lewat Surat Terbuka

451
Buya Anwar Abbas.

Jakarta, Muslim Obsession – Mundurnya KH. Miftachul Akhyar dari posisi Ketua Umum MUI dengan melayangkan surat pengunduran diri direspons banyak pihak.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas mengaku bersedih dan berduka atas keputusan yang diambil Kiai Miftach.

Ungkapan kesedihan Buya Anwar terungkap lewat surat terbukanya dengan judul “Suara Hati Kami dari MUI”, Kamis (10/3/2022).

“Saya benar-benar sedih dan berduka serta bingung dan tidak tahu akan bicara apa,” tulis Buya Anwar.

Buya Anwar menjelaskan, Kiai Miftach dipilih oleh semua pemilik hak suara di MUI secara bulat, tanpa ada perbedaan pendapat. Semua suara ingin MUI dipimpin oleh KH Miftachul Akhyar.

BACA JUGA: Mengejutkan, KH Miftachul Akhyar Layangkan Surat Mundur dari Ketua Umum MUI

“Beliau Pak KH Miftachul Akhyar kami pilih untuk menjadi ketua umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikitpun,” katanya.

Buya menegaskan, Kiai Miftach merupakan seorang tokoh dan ulama serta pemimpin yang sangat rendah hati. Pimpinan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini sangat dibutuhkan dan diharapkan akan bisa mempersatukan umat.

Hanya saja, imbuh Buya Anwar, dirinya merasa heran atas sikap NU (Nahdlatul Ulama) yang tidak membolehkan Kiai Miftach memimpin MUI.

“Tapi herannya saya mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya,” tuturnya.

Sepanjang pengetahuannya, diakui Buya Anwar, NU sudah menegaskan jati sebagai organisasi milik umat dan bangsa.

BACA JUGA: PWNU Jatim Mohon KH Miftachul Akhyar Tak Mundur dari MUI

“Terus terang kami butuh Bapak KH Miftachul Akhyar untuk menjadi pimpinan kami. Tugas itu sudah beliau laksanakan dengan baik lebih dari satu tahun sehingga kami sudah merasa sangat dekat dan sangat sayang serta mencintai diri beliau sebagai pemimpin kami,” ungkapnya.

“Untuk itu kepada pimpinan dan warga NU kami ingin sampaikan bahwa kami ingin beliau tetap untuk terus menjadi pimpinan kami,” tegasnya.

Buya Anwar mengatakan, jika beliau tidak bisa bekerja full time di MUI karena harus mengurus NU, semua berharap biarlah sisa-sisa waktunya saja yang Kiai Miftach berikan untuk umat di MUI.

Bagi anggota MUI hal itu tidak masalah karena semuanya akan tetap bisa bekerja sama, secara collective collegial di bawah pimpinan dan arahannya Kiai Miftach.

“Insya Allah dengan jiwa besar dari pimpinan dan warga NU yang membolehkan bapak KH Miftachul Akhyar untuk tetap memimpin MUI, kami harapkan persatuan dan kesatuan umat akan bisa kita jaga serta pelihara dan akan bisa kita buat untuk lebih kuat lagi dari masa-masa sebelumnya.  Demikianlah cetusan dari suara hati kami dari MUI. Terima kasih,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.

“Di saat Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34, NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami’na wa atha’na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan,” ujar Kiai Miftach, Rabu (9/3/2022). (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here