Kiai Ma’ruf Amin Minta Ulama Contoh Sifat Rasulullah

917
Kiai Ma'ruf di Bangkalan
KH. Ma'ruf Amin saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional ke-2 bersama Ulama se-Madura di Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, Arosbaya, Bangkalan, Madura. (Foto: Istimewa).

Bogor, Muslim Obsession – Cawapres nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin meminta para ulama di Indonesia mencontoh sifat Rasulullah Saw yang santun, dan tak gampang mengkafirkan mahzab yang beda pendapat.

“Kalau kamu keras, galak, keras hati tentu mereka akan lari, akan kabur dari sekitarnya. Ini kenapa Rasul dalam tempo singkat bisa mengubah masyarakat jahiliyah karena caranya yang santun. Ternyata santun itu rahmat Allah,” ujarnya saat menghadiri haul ke 6 Syekh Abdul Qodir Al Jailani di Pondok Pesantren Raudhoh Al Hikam, Cibinong, Bogor, Sabtu (5/1/2019).

Ia menilai cara-cara yang dicontohkan Rasul tersebut juga dilakukan para ulama di Indonesia sehingga tanah air menjadi negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia.

“Kita bangsa Indonesia patut bersyukur, dulu Indonesia bukan umat agama Islam, berkat ulama dan auliya diubah menjadi mayoritas muslim. Itu bukan kerja gampang, karena mereka mengikuti tuntunan Rasul. Bagaimana Rasul ngajak orang yaitu dengan cara santun,” jelasnya.

Menurut Kiai Ma’ruf, Rasulullah dalam berdakwah juga menggunakan cara-cara yang tidak memaksa, mengintimidasi, mengancam dengan hoax dan teroris, atau memaki. Namun Nabi menggunakan cara yang santun, toleran, dan tidak pernah mengganggu orang lain.

“Makanya para ulama kalau beda pendapat pakai pendekatan itu juga, masing-masing saja. Tidak perlu kita menjelekkan mazhab yang lain, apalagi memusyrikkan, mengkafirkan. Para ulama kita sangat santun,” katanya.

“Ketika di Indonesia banyak partai, (ada istilah) partai ente partai ente, partai kita partai kita, tidak perlu saling menghinakan,” tambahnya.

Ia menjelaskan ajaran ulama mengajak untuk saling mencintai, apalagi sesama muslim, dan bukan saling membenci dan memusuhi. Perumpamaan orang mukmin satu dan yang lain yang saling menyayangi ialah jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit.

“‘Kami jadikan kalian bersuku-suku, berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal, saling ta’aruf, saling menyayangi’. Ini ajaran ulama kita dalam membangun hubungan sesama muslim maupun juga non muslim bahkan lain negara,” tukasnya. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here