Khalid Basalamah Minta Maaf, dan Klarifikasi Soal Wayang

458

Jakarta, Muslim Obsession – Pendakwah Khalid Basalamah memberikan klarifikasi terkait video ceramahnya yang tersebar di media sosial soal wayang. Sejauh ini, pernyataannya tentang wayang haram sudah menuai kritik dari beberapa pihak.

Khalid pun menyampaikan permintaan maaf kepada pihak yang tersinggung. Dia sampaikan lewat video yang diunggah di channel Youtube Basalamah Official

“Saya Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak yang tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung, dengan jawaban kami tersebut,” kata Khalid.

Khalid menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah secara jelas menyebut wayang haram dalam ceramahnya. Ia mengaku hanya menyampaikan saran agar menjadikan Islam sebagai tradisi, bukan sebaliknya.

“Pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan.” katanya.

Khalid menjelaskan bahwa menurutnya, tidak ada masalah dengan tradisi yang sejalan dengan Islam. Namun, jika bertentangan dengan Islam, maka sebaiknya ditinggalkan.

“Makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah. Dan kalau bentrok sama Islam, ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran,” kata dia.

Ia juga menjelaskan tentang potongan video kedua mengenai pertanyaan terkait tobatnya seorang dalang.

Khalid mengatakan bahwa itu sama dengan pertanyaan bagaimana tobatnya seorang pedagang, seorang guru, yang merupakan sebuah profesi.

“Umumnya kaum muslimin kalau bertaubat dan setiap Muslim pasti akan merasa bahagia, senang, kalau diajak bertaubat. Dan jawabannya memang tobat nasuha, kembali kepada Allah dengan tobat yang benar,” katanya.

Kemudian terkait potongan video soal wayang yang harus dimusnahkan. Ia menjelaskan, pernyataan itu hanya sebatas saran untuk individu.

Khalid mengaku tidak punya pikiran untuk menghapus wayang dari sejarah Indonesia ataupun menyuruh dalang-dalang untuk bertobat.

“Misalnya ini dia seorang dalang. Kalau dia sudah taubat dia enggak mau lagi melakukan itu, mau diapakan wayang-wayang ini. Saya katakan untuk dia secara secara individu dimusnahkan, sebatas itu.” katanya.

“Saya sama sekali tidak berpikir ataupun punya niat untuk menghapuskan ini dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruh seluruh dalang-dalang bertobatlah kepada Allah. Atau misalnya semua wayang harus dimusnahkan. Anda mau melakukannya itu hak Anda. Kami sedang ditanya, mohon maaf, lingkup di taklim kami,” tambahnya.

Ia menyatakan, klarifikasi yang disampaikannya itu bukan untuk membenarkan sikap, namun hanya untuk menjelaskan maksud dari isi ceramahnya.

“Video ini teman-teman kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas potongan pertanyaan yang diajukan salah satu jamaah beberapa tahun lalu di Masjid Blok M di Jakarta, dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang,” kata Khalid.

Diketahui awal mula pernyataan tersebut muncul ketika Khalid Basalamah menjawab pertanyaan dari seorang Jamaah soal hukum wayang dan dalang. Khalid pun menjelaskan beberapa hal, tanpa mengurangi hormat terhadap tradisi dan budaya.

“Tanpa mengurangi hormat terhadap tradisi dan budaya, kita harus tahu, bahwa kita Muslim dan dipandu agama. Harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya. Jangan budaya di-Islamkan, susah. Mengislamkan budaya ini repot, karena budaya banyak sekali,” jelasnya.

Khalid melanjutkan, meski wayang sejatinya tradisi peninggalan nenek moyang, bukan berarti permainan itu harus dimainkan. “Kalau memang ini (wayang) peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu oh ini tradisi orang dulu seperti ini,” ucapnya.

“Tapi kan bukan berarti itu harus dilakukan sementara dalam Islam dilarang. Harusnya kita tinggalkan,” imbuhnya.

Dia juga mengusulkan, siapapun yang memiliki wayang lebih baik dimusnahkan. “Ya taubat nasuha, dan kalau dia punya (Wayang) lebih baik dimusnahkan, dalam arti kata dihilangkan,” tuturnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here