KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan Sama-Sama Habib, Keturunan Walisongo

1479

Jakarta, Muslim Obsession – Sudah banyak yang tahun bahwa dua tokoh besar Indonesia KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan adalah satu guru yang belajar agama dengan ulama Madura Syekh Cholil Bangkalan. Keduanya pun mendirikan Ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah.

Selain satu guru dan seperguruan, dua tokoh ini juga ternyata punya garis keturunan yang sama, Mbah Hasyim dan Mbah Dahlan sama-sama keturuna Rasulullah yang bergelar Habib dan dan keturunan Walisongo.

Berdasarkan penelitian terhadap berbagai khazanah sastra Melayu, pemikir Islam Malaysia, Prof. Dr. M. Naquib Al-Attas menilai Islam masuk ke Nusantara sejak masa sahabat Nabi, yaitu antara abad ke-6 dan 7 masehi.

Meskipun Islam telah menyentuh Barus, Sumatera, nyatanya persebaran Islam tidak merata di seluruh Nusantara. Di pulau Jawa, persebaran Islam dikenal melalui perjuangan sembilan ulama yang dikenal sebagai Wali Songo sejak abad ke-15 masehi.

Di antara sembilan Wali itu, ada dua nama yang keturunannya kelak membawa berkah bagi umat Islam dan bangsa Indonesia, bahkan dunia. Nama itu Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) dan adalah Sunan Giri (Raden Paku).

Dari kedua Wali inilah, dua tokoh besar bangsa Indonesia, Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari memiliki sanad perjuangan menegakkan Islam di bumi Nusantara.

KH. Ahmad Dahlan Keturunan Sunan Gresik Alias Maulana Malik Ibrahim

Sutrisno Kutoyo dalam Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah (1982) menukil catatan dari Eyang Abdurrahman, Plasakuning, Yogyakarta terkait silsilah Kiai Ahmad Dahlan yang bersambung ke Maulana Malik Ibrahim.

Urutan sanad tersebut adalah KH. Ahmad Dahlan ibn KH. Abu Bakar ibn KH. Muh. Sulaiman ibn Kiai Murtadhlo ibn Kiai Ilyas ibn Demang Juru Kapindo ibn Demang Juru Sepisan ibn Maulana Sulaiman ibn Maulana Fadhilah ibn Maulana Ainul Yakin ibn Maulana Ishak ibn Maulana Malik Ibrahim.

Maulana Malik Ibrahim sendiri yang digelari sebagai Sunan Gresik adalah seorang Wali paling senior di antara sembilan wali. Drewes dalam New Light on the Coming of Islam to Indonesia (1968) menyebutnya sebagai sosok yang paling awal berdakwah menyebarkan Islam di bumi Jawa.

Sumber sejarah pascakolonial bahkan menyebut ulama kelahiran Kashan, Persia (Iran) ini sebagai seorang wali yang sakti karena berhasil menembus medan dakwah di bumi Jawa yang terkenal alot sehingga sejak Islam masuk di Nusantara dakwah Islam terbilang tidak pernah berhasil.

Dari catatan As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini pada Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait, Maulana Malik Ibrahim ini adalah seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad.

Urutan tersebut adalah As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim ibn As-Sayyid Barakat Zainal Alam ibn As-Sayyid Husain Jamaluddin ibn As-Sayyid Ahmad Jalaluddin ibn As-Sayyid Abdullah ibn As-Sayyid Abdul Malik Azmat Khan ibn As-Sayyid Alwi Ammil Faqih ibn As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath ibn As-Sayyid Ali Khali’ Qasam ibn As-Sayyid Alwi ibn As-Sayyid Muhammad ibn As-Sayyid Alwi ibn As-Sayyid Ubaidillah ibn Al-Imam Ahmad Al-Muhajir ibn Al-Imam ‘Isa Ar-Rumi ibn Al-Imam Muhammad An-Naqib ibn Al-Imam Ali Al-Uraidhi ibn Al-Imam Ja’far Shadiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Ali Zainal Abidin ibn Al-Imam Al-Husain ibn Ali bin Abi Thalib suami dari Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad Rasulullah SAW.

KH. Hasyim Asy’ari Keturunan Sunan Giri

Sementara itu, pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Kiai Hasyim ‘Asy’ari diketahui sebagai keturunan Sunan Giri. Sunan Giri sendiri adalah seorang Wali yang meneruskan dakwah Islam ketika Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 masehi.

Rizem Aizid dalam Biografi Ulama Nusantara Disertai Pemikiran dan Pengaruh Mereka (2016) menyebut KH Hasyim Asy’ari memiliki ketersambungan nasab dengan Sunan Giri dari garis ibunya, yaitu Halimah sebagai keturunan kedelapan Jaka Tingkir atau Sultan Pajang.

Jaka Tingkir sendiri adalah putra dari Raden ‘Ainul Yaqin atau yang digelari sebagai Sunan Giri. Nama lain dari Sunan Giri adalah Maulana ‘Ainul Yaqīn atau (Raden Paku). Beliau diperkirakan lahir pada tahun 1442 di wilayah Kerajaan Majapahit, yaitu Blambangan (sekarang Banyuwangi).

Ibu Sunan Giri adalah putri dari Raja Blambangan, yaitu Dewi Sekardadu. Dari ayah Sunan Giri, Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi inilah silsilah nasabnya tersambung ke Rasulullah Saw.

Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi merupakan seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad dari jalur Husein bin Ali ibn Abi Thalib Ra, suami dari putri Nabi Muhammad Saw, Fathimah Az-Zahra Ra.

Alik Al Adhim dalam Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (2015) menyebut warisan dakwah Sunan Giri yang tetap wujud hingga masa ini adalah permainan anak-anak Jelungan, lagu Lir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng beserta tembang macapat Asmarandana dan Pucung yang berisi tentang pengajaran intisari syariat Islam.

Demikianlah dua silsilah nasab ulama besar Indonesia. Tidak hanya mewarisi nama besar para buyutnya, Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari juga meneruskan dakwah menebarkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di bumi Nusantara, bahkan manfaatnya kini telah dirasakan oleh umat muslim dan banyak manusia di berbagai belahan dunia. (Al)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here