Keutamaan Puasa Sunah Arafah Menurut UAS

1867
UAS
Ustadz Abdul Somad L.c, MA. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession – Hari raya Idul Adha sebentar lagi tiba. Umat Islam diberikan kesempatan istimewa untuk menyambutnya, antara lain dengan melaksanakan puasa sunah Arafah.

Ustad Abdul Somad atau UAS menjelaskan ihwal keutamaan puasa sunah Arafah. Ustad Abdul Somad menyebutkan, dalam sebuah hadits sahih disebutkan bahwa:

“Tidak ada hari yang lebih dicintai Allah untuk beramal soleh, melebihi sepuluh hari ini,” kata UAS dalam sebuah tayangan di YouTube, Kamis (8/8/2019).

Yang dimaksud 10 hari ini dikatakan Ustadz Abdul Somad adalah dari tanggal 1-10 Dzulhijjah. Lalu amalan apa yang paling baik dalam 10 hari tersebut? Menurut UAS amalan yang paling baik pada saat itu adalah puasa.

“Oleh sebab itu, maka kita yang berumur panjang, badan sehat, berpuasalah. Andai karena pekerjaan berat, tidak sanggup, maka kita tetap laksanakan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tanggal 1-8 Dzulhijjah tidak bisa berpuasa, tidak masalah. Tapi untuk yang tanggal 9 Dzulhijjah jangan sampai tertinggal,” jelasnya.

Masih dikatakan UAS, karena pada tanggal 9 Dzulhijjah, ada pahala khusus yang diberikan Allah bagi orang yang berpuasa. “Dalam hadist riwayat Muslim disebutkan, puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah mengampunkan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang,” kata UAS.

UAS juga mengingatkan jamaah untuk melaksanakan puasa Arafah, karena pada saatu itu bertepatan dengan umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah haji dan wukuf di padang Arafah.

“Pada waktu malam hari malaikat paling banyak turun di malam lailautul qadar. Dan pada waktu siang, malaikat paling banyak turun siang hari di padang Arafah. Kita yang sedang tidak berhaji, ibadah kita adalah melaksanakan puasa Arafah. Adapun mereka (muslim yang tengah berhaji di Makkah) mereka tidak puasa, karena mereka dalam keadaan musafir dan perlu tenanga ekstra, maka mereka tetap makan dan minum,” papar UAS.

Adapun pada tangal 10 Dzulhijjah, UAS mengingatkan, kita justru diharamkan berpuasa. Haram berpuasa pada tanggal 1 Syawal, tanggal 10-13 Dzulhijjah. Lima hari ini haram berpuasa.

“Jadi kalau tanggal 1-8 Dzulhijjah baik, 9 Dzulhijjah sangat baik, 10 Dzulhijjah haram. Maka tanggal 10 Dzulhijjah perbuatan yang paling baik itu bukan berpuasa, tapi menumpahkan darah. Dan yang dimaksud menumpahkan darah adalah darah hewan qurban. Hewan qurban itu nanti akan datang pada hari kiamat, dengan tanduknya, dengan kukunya, dengan bulunya. Apa pelajaran di sini? Kalau tanduk, kuku dan bulu bersaksi pada hari kiamat, apalagi dagingnya, sumsusmnya, kulitnya, semuanya akan bersaksi di hadapan Allah Swt. Nabi juga pernah bersabda, sucikanlah diri kamu dengan menyembelih hewan qurban,” pungkas UAS. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here