Ketum Parmusi Targetkan 5.000 Orang Ikuti Dauroh Dai Desa Madani

841

Bogor, Muslim Obsession – Kegiatan Dauroh Dai Desa Madani angkatan ke-2 resmi ditutup oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP Parmusi) H. Usamah Hisyam bertempat di Pondok Bambu Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (23/9/2019).

Penutupan Dauroh Dai Desa Madani angkatan ke-2 ini juga dihadiri Sekjen Sekjen Parmusi, Abdurrahman Syagaff, Ketua Umum Muslimah Parmusi Nurhayati Payapo, Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) KH. Syuhada Bahri, dan Bendahara Parmusi Dewi Achyani, serta sesepuh Parmusi ustadz H. Muhammad Nur.

Usamah bersyukur kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar sampai akhir acara. Ia menargetkan bisa mendatangkan 5.000 Dai Parmusi untuk bisa mengikuti kegiatan Dauroh Dai Desa Madani dalam lima tahun ke depan. Minimal dalam setiap kabupaten/kota nantinya ada 10 dai Parmusi yang siap mengembangkan Desa Madani.

“Untuk mewujudkan Indonesia sejahtera lahir dan batin, Parmusi butuh 5000 dai untuk mengikuti kegiatan ini. Dari total 508 jumlah kabupaten/kota minimal ada 10 dai Parmusi yang siap lahir batin mewujudkan Desa Madani,” ujar Usamah.

Untuk itu, Usamah menegaskan Dauroh Dai Desa Madani akan terus diadakan. Parmusi akan mencari para dai berbakat di berbagai daerah untuk dibina dan dilatih sebagai dai yang militan, punya karakter keislaman yang kuat, dan siap menjadi penggerak umat demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtara lahir batin.

“Untuk bisa menjadi penggerak umat, kalian harus siap menjadi pemimpin. Pemimpin yang lahir dari desa bersama rakyat, dan seorang dai punya modal itu karena dai wajib memiliki akhlak yang mulia. Karakter itu ada pada dai-dai Parmusi,” jelasnya.

Lebih lanjut Usamah mengatakan, setelah mengikuti pelatihan ini, para dai akan mengembankan tugas yang lebih besar, mereka sudah disiapkan menjadi pilot project untuk mewujudkan Desa Madani di daerahnya masing-masing.

“Selama satu bulan ini kalian sudah ditempa untuk bisa menjadi seorang dai yang tangguh. Dan sekarang saatnya kalian kembali berjihad di jalan Allah dengan berdakwah mewujudkan Desa Madani demi tercapainya cita-cita organisasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kiai Syuhada Bahri menambahkan, usia dakwah itu sangat panjang. Bahkan sebelum ia lahir dakwah sudah ada. Karena itu, ia mengingatkan bahwa dai Parmusi harus bisa menciptakan kaderisasi dengan terus melahirkan para dai-dai yang tangguh, punya wawasan keagamaan dan kebangsaan yang kuat.

“Usia dakwah itu panjang sebelum kita lahir dakwah sudah ada, bahkan setelah kita mati dakwah juga harus tetap ada. Karena itu kaderisasi harus terus kita ciptakan dalam rangka menegakkan agama Allah,” jelasnya.

Selama mengikuti pelatihan ini, para dai mendapatkan sejumlah pembekalan untuk melatih insting mereka dalam berdakwah, mulai dakwah islamiyah hingga kemampuan untuk mengelola sumber perekonomian, lembaga pendidikan, serta sosial dan kemasyarakatan. Termasuk juga thibbun nabawi, jurnalistik, hingga dakwah di media sosial.

Secara singkat, program Desa Madani ini adalah sebuah manhaj atau metode dakwah yang dirancang untuk menjawab peluang, tantangan dan problematika dakwah dalam rangka membentengi akidah umat Islam Indonesia di berbagai daerah.

Khususnya di daerah pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar yang masyarakatnya terbelenggu dalam kemiskinan serta kehidupannya di bawah garis kemiskinan.

Melalui program ini, Parmusi diharapkan dapat segera mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi, yakni terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin dalam kehidupan bangsa Indonesia yang diridhai Allah Swt. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here