Ketum Parmusi: Kerja Keras Presiden Jokowi Tak Berguna Tanpa Pendekatan Ilahiyah

1321
Usamah Hisyam
Ketua Umum PP Parmusi, H. Usamah Hisyam.

Jakarta, Muslim Obsession – Presiden Joko Widodo seorang pekerja keras (workoholic). Tetapi amat disayangkan, beliau terjebak dengan kerja sejumlah menterinya yang gemar menjadi “players” sehingga sulit terkontrol.

Akibatnya, berbagai kebijakan dalam penyelesaian masalah bangsa dan negara tidak tuntas, termasuk penanganan Covid 19 karena lebih banyak berdimensi kepentingan ekonomi politik oligarkis yang merugikan rakyat.

Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam mengungkapkan hal itu usai melakukan rapat koordinasi Pengurus Harian Parmusi pada Kamis (7/7) malam melalui Zoom Meeting. Usamah berada di Markas Dakwah Parmusi di Patra Kuningan, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Ketum Parmusi Ajak Umat Islam Taati PPKM Darurat dengan 3D

Dalam rapat yang diikuti seluruh PHP tersebut diputuskan bahwa Parmusi akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional dalam waktu dekat secara virtual yang akan diikuti para Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah se-Indonesia.

“Rakornas akan membahas berbagai persoalan umat, bangsa, dan negara dalam masa PPKM Darurat, sekaligus memberikan solusi agar bangsa bisa keluar dari dilema musibah Covid-19 yang sudah menciptakan darurat sosial ekonomi yang akan berdampak terhadap sutuasi kondisi politik, kemanan, dan ketertiban masyarakat,” ujar Usamah.

Usamah mengatakan, program aksi Parmusi tetap fokus pada Dakwah Ilallah melalui Gerakan Membangun Desa Madani.

BACA JUGA: Ketum Parmusi: Manfaatkan Ekonomi Syariah untuk Entaskan Ekonomi Umat

Tetapi dalam situasi dan kondisi bangsa seperti saat ini, jelasnya, jeritan rakyat khususnya kaum dhuafa harus diperjuangkan, bagaimana agar pembatasan darurat untuk kesehatan rakyat tetap dijalankan, namun hak-hak sosial kaum pra sejahtera tetap dapat diterima.

“Untuk itu diperlukan personal kabinet yang benar benar mau memikirkan nasib rakyatnya, bukan oligarki ekonomi politik yang diutamakan. Kalau tidak, bangsa ini bisa hancur,” tandas Usamah.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi sudah saatnya melakukan reshuffle kabinet, dan seluruh kebijakan negara harus berdimensi ilahiyah, melibatkan nilai-nilai spiritual untuk memohon pertolongan dan ridha Allah SWT.

“Lha kalau pembatasan tempat ibadah dan kegiatan keagamaan terus dilakukan, bagaimana akan datang pertolongan Allah? Yang dikhawatirkan terjadi justru musibah semakin menjadi-jadi, negara akan bangkrut,” tegas Usamah.

“Percayalah, kerja keras Presiden Jokowi itu tak ada gunanya jika tanpa pendekatan ilahiyah,” tandas Usamah meyakinkan. (Mam)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here