Ketum Parmusi: Katanya Revolusi Akhlak, Nyatanya Semakin Liberal

437

Jakarta, Muslim Obsession – Dalam milad Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) ke 22 yang jatuh pada 26 September, Ketua Umum Usamah Hisyam terus memberikan catatan kritis dan masukan kepada pemerintah.

Usamah sejak awal mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah mencanangkan revolusi akhlak. Namun sayangnya kata dia, revolusi akhlak hanyalah sebatas jargon. Bangsa ini dianggap semakin liberal.

“Sayangnya, fenomena yang terlihat hari ini, bangsa kita semakin liberal, wani piro, hedonis, materialistis, jauh dari praktik nilai-nilai keadilan, bahkan ada kekuatan kelompok yang cenderung membangun oligarki politik ekonomi untuk kepentingannya sendiri,” kata Usamah saat membuka Milad Parmusi, Ahad (26/9/2021).

Korupsi juga semakin meningkat, demokrasi semakin mundur, hukum jauh dari rasa keadialan. “Praktik-praktik menzhalimi warga masyarakat masih terlihat, sehingga bangsa ini seakan-akan tak lagi berakhlak,” tutur Usamah.

Saat ini kata Usamah, Indonesia tengah menghadapi dua agenda global, yakni pertama berkembangnya kekuatan ekonomi Tiongkok melalui pengucuran dana pinjaman investasi triliunan rupiah untuk pembangunan infrastruktur yang akan menghubungkan Asia-Afrika dengan Tiongkok.

Tentu ini menjadi daya magnetik bagi banyak negara di dunia untuk memanfaatkan proyek One Belt One Road (OBOR) yang telah diinisiasi oleh Tiongkok sebagai pemrakarsa menjadi Belt Road Initiative (BRI), termasuk Indonesia.

“Agenda global kedua, yakni liberalisasi yang dimotori oleh USA dengan membangun isu kapitalisme ekonomi sebagai kekuatan pasar (perdagangan bebas), hak asasi manusia, lingkungan hidup dan perubahan iklim.”

Sebagai suatu bangsa, lanjut Usamah, Umat Islam harus menaruh kewaspadaan terhadap merasuknya agenda-agenda ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara global yang ditandai dengan fenomena kecenderungan bangkitnya kembali pertarungan komunisme dan liberalisme.

“Karena, kedua paham tersebut sangat mungkin merasuk ke dalam relung-relung sanubari para pengelola suatu bangsa dan pemerintahan negara untuk mengikutinya, sehingga berkiblat kepada salah satu paham,” jelasnya.

Untuk membentengi umat Islam dari pengaruh global, Parmusi kata Usamah terus menggerakan para dainya untuk berdakwah mensyiarkan agama Islam, membentennginya dengan mengaji, menanamkan akhlak mulia, melalui pembentukan Desa Madani. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here