Ketum Parmusi Dicecar Dosen UIN Jakarta!

1484

Desa Mandiri vs Desa Madani

Tantan juga menyoroti kiprah Parmusi dalam program Desa Madani yang disebutnya bentuk lain dari program pemerintah. Menurutnya, pemerintah memiliki visi menyejahterakan desa melalui program Dana Desa yang diatur dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Program ini diciptakan untuk mewujudkan upaya-upaya pemberdayaan di sejumlah sektor, antara lain ekonomi, infrastruktur, sosial, dan budaya guna menciptakan Desa Mandiri.

Terkait hal ini, Usamah mengatakan, Desa Madani yang dikelola Parmusi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Desa Mandiri. Selain program yang lebih terukur juga aliran dana yang lebih efesien.

“Desa Madani Parmusi dengan hanya membutuhkan beberapa juta rupiah saja, insya Allah, sudah bisa jalan. Bandingkan dengan Desa Mandiri yang untuk pengelolaannya dibutuhkan lebih banyak uang,” jelasnya.

Terakhir, Tantan mengingatkan pentingnya rekomendasi untuk eksternal. Hal ini untuk memberikan dorongan agar ada penelitian serupa, baik terhadap Parmusi atau ormas Islam berbasis dakwah lainnya.

Keberhasilan Usamah melewati ujian di sidang tesis ini mendapat ucapan selamat dari pembimbing tesis, Sihabuddin Noor. Kaprodi KPI sebelumnya ini bahkan mendorong Usamah untuk segera melanjutkan pendidikan doktoralnya.

“Pak Usamah ini senior saya. Tapi soal semangat, saya kalah dari beliau. Oleh karenanya saya menyarankan dan mendukung sekali Pak Usamah untuk lanjut ke S3 (strata 3),” ucap Sihabuddin.

Ia juga meyakini bahwa gerakan Parmusi di bawah kepemimpinan Usamah akan terus berkembang. Apalagi Usamah tak hanya memahami dakwah secara praktis, tetapi juga menguasai materi dakwah secara akademis.

“Saya percaya Pak Usamah dapat mewujudkan dakwah ala Parmusi ini. Apalagi di Parmusi juga banyak para dai senior yang memiliki banyak pengalaman,” pungkasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here