Ketika Cucu Pendiri Pondok Modern Gontor Gelar Maulidan di Gereja

2188
Husnan Bey Fananie 1
Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Prof. Dr. KH. Husnan Bey Fananie, MA.

Muslim Obsession – Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan Prof. Dr. KH. Husnan Bey Fananie, yang juga merupakan cucu KH. Zainuddin Fananie, salah seorang Trimurti pendiri Pondok Modern Gontor, memiliki pengalaman unik.

Pengalamannya ini terjadi saat ia menjadi Ketua Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME) untuk kepengurusan tahun 1994-1996. Ketika itu Husnan merupakan mahasiswa S2 Rijksuniversiteit Leiden.

“Dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan PPME, ada sebuah momen yang tak akan pernah saya lupakan,” kenangnya, seperti tertulis dalam biografi Husnan berjudul ‘Menapaki Kaki-Kaki Langit’.

Pada buku yang ditulis Imam Fathurrohman itu diceritakan, suatu waktu di tahun 1994, PPME berencana mengadakan acara maulid Nabi Muhammad Saw. Rencananya, acara itu akan digelar secara besar-besaran dengan mengundang penceramah kondang Indonesia, yakni Ustadz Sa’ad Samlan, yang juga merupakan Anggota DPR RI dari PPP asal Madura.

Sementara sebagai pembaca Al-Quran, PPME mengundang Ustadzah Maria Ulfah, seorang qari’ah internasional yang tak asing bagi masyarakat Indonesia.

Maka rapat panitia pun dibentuk, melibatkan jamaah PPME dan mahasiswa muslim dari Universitas Leiden. Namun, jika melihat banyaknya jamaah, tentu saja tidak mungkin acara itu digelar di Mushalla Al-Ittihad. Apalagi jika membayangkan animo jamaah nantinya, ditambah akan hadir pula komunitas muslim dari berbagai negara lainnya.

Di sisi lain, acara pun tidak mungkin dilakukan di hall. Peraturan di Belanda melarangnya, karena setiap acara keagamaan hanya boleh dilakukan di tempat ibadah. Sementara masjid-masjid milik komunitas Maroko dan Turki juga tidak mungkin digunakan. Selain kecil, komunitas muslim Maroko maupun komunitas muslim Turki dipastikan memiliki tradisi berbeda dalam mengadakan acara maulid tersebut.

“Kemudian saya usul saja, bagaimana jika acara maulid digelar di gereja besar Den Haag?” ujar Husnan.

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Mohamad Taufiq Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here