Keren! Ini Filosofi Cinta Sejati Menurut Gus Miftah

19595
KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.

Muslim Obsession – Gus Miftah mengatakan bahwa sejatinya, cinta itu datang dari hati lalu naik ke mata. Ini berbeda dengan pepatah umum yang mengatakan bahwa cinta datang dari mata lalu turun ke hati.

Pernyataan ustadz kondang bernama asli KH. Miftah Maulana Habiburrahman ini, seperti diceritakannya dalam sebuah tayangan, dikemukakan untuk menjawab pertanyaan sahabatnya Deddy Corbuzier. Host ‘Hitam Putih’ itu bertanya kepada Gus Miftah, mengapa semua ajaran agama tidak semuanya rasional?

Misalnya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan Allah untuk mengurbankan putranya, Ismail ‘alaihissalam. Begitu juga Nabi Musa ‘alaihissalam yang bisa membelah lautan saat dikejar Firaun dan tentaranya. Atau peristiwa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang selamat saat dibakar Raja Namrudz.

Lalu, apa jawaban Gus Miftah kepada Deddy Corbuzier?

“Bro..dalam Al-Quran, ayat pertama yang turun adalah ‘Iqra bismirabbik..’ Iqra itu dimensi akal, sementara Bismirabbik itu dimensi hati. Iqra itu intelektualitas, Bismirabbik itu spiritualitas. Maka orang yang belajar agama, akalnya mengikuti hati bukan hatinya mengikuti akal,” kata Gus Miftah.

Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Kalasan, Yogyakarta ini menjelaskan, ajaran agama tidak semua rasional karena kalau ajaran agama itu rasional maka tidak ada bedanya dengan ilmu pengetahuan. “This is so amazing for me,” kata Deddy, ditirukan Gus Miftah.

Setelah memberikan jawaban tersebut, Gus Miftah lalu bertanya kepada Deddy sebelum memaparkan filosofi cinta yang sebenarnya.

“Coba sekarang kamu perhatikan. Cinta itu dari mata turun ke hati, atau dari hati naik ke mata?” tanya Gus Miftah.

“Dari mata turun ke hati,” jawab Deddy.

“Kamu salah. Kenapa?” kata Gus Miftah.

“Jika cinta itu dari mata turun ke hati, berarti kamu tidak akan pernah cinta kepada Allah. Kenapa? Karena matamu tidak pernah melihat Allah. Kalau cinta itu dari mata turun ke hati, berarti kamu tidak akan pernah cinta kepada Rasulullah. Kenapa? Karena matamu tidak pernah melihat Rasulullah. Kalau cinta itu dari mata turun ke hati, berarti orang buta tidak pernah bisa merasakan cinta, karena orang buta tidak pernah melihat pasangannya,” jelas Gus Miftah.

Maka yang benar, tegas Gus Miftah, adalah cinta yang datang dari hati naik ke mata. Kenapa?

“Kalau hatinya sudah cinta, seburuk apapun (fisik) yang dicintainya akan terlihat indah di matanya,” ujar Gus Miftah. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here