Kemenag Sosialisasi Program Beasiswa Asing di PTKIN

859
Kemenag Sosialisasi Program Beasiswa Asing di PTKIN

Jakarta, Muslim Obsession – Sejumlah atase pendidikan dan kebudayaan di beberapa negara, sambut Rencana Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Atas pemberian beasiswa kepada mahasiswa asing untuk belajar di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Sambutan baik ini terungkap pada Rapat Koordinasi Pendidikan Tinggi Islam yang menghadirkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di 17 Negara. Mereka yang hadir antara lain dari Australia, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, India, Arab Saudi, Mesir, Thailand, dan Papuanugini. Rakor ini digelar Ahad (11/2/2018) di Jakarta.

Atase Pendidikan dan Kebududayaan di Mesir Usman misalnya, mengatakan rencana pemberian beasiswa bagi warga asing, khususnya Mesir, untuk belajar ke Indonesia merupakan kabar yang menggembirakan.

“Mohon untuk Mesir bisa diprioritaskan,” ujarnya.

Menurut Usman, selama ini Mesir juga telah mengalokasikan anggaran sekitar 23 sampai 26 miliar per tahun untuk beasiswa pelajar dan mahasiswa Indonesia. Termasuk juga anggaran pengiriman 29 mab’us (guru) yang ditugaskan ke Indonesia.

Hal senada disampaikan Atase Dikbud di KBRI London Amirudin Aziz. Aziz menyarankan agar Program Beasiswa Asing di PTKIN itu dilakukan seperti program Darmasiswa Kemdikbud.

“Maksudnya, program satu tahun dapat diperpanjang menjadi 2 tahun. Kalau Kemdikbud fokus mempelajari pendidikan dan budaya, program Kementerian Agama bisa fokus pada kajian Islam di Indonesia,” ujarnya seperti dilansir Kemenag, Senin (12/2/2018).

Aziz juga menyoroti Program 5000 Doktor Kementerian Agama. Menurutnya, program tersebut sudah banyak diketahui pimpinan di London. Aziz berharap sosialisasi tentang program ini bisa ditingkatkan.

Atase Dikbud di Saudi Arabia Ubaidillah, juga menyambut baik program beasiswa asing ini. Dia menyarankan untuk mulai melirik pada studi non keislaman, sains dan teknologi.

“Perguruan Tinggi Non Islamic studies di Arab Saudi bisa dijadikan mitra yang potensial untuk program itu. Selama ini yang memanfaatkan adalah alumni ITS dan ITB,” ujarnya.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, menegaskan komitmennya untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing yang akan belajar di sejumlah PTKIN. Guru Besar Hadits UIN Alaudin Ujungpandang ini menargetkan ada sekitar tiga hingga lima ribu mahasiswa asing yang mendapat beasiswa.

“Selama ini kalau kita ke luar negeri di antaranya untuk mencari beasiswa, sekarang di balik kita akan mencari mahasiswa untuk belajar di Indonesia,” katanya.

Menurut Kamarudin, Indonesia layak menjadi pusat studi Islam. Saat ini, Indonesia menjadi representasi dari moderasi Islam dunia.

“Dalam hal kajian Islam, Indonesia sangat kaya dan tidak kalah dengan negara-negara Islam lainnya di dunia,” sambungnya.

Perwakilan Kementerian Luar Negeri yang juga hadir, Kusuma, memandang rakor ini sangat relevan. Karena minat masyarakat luar negeri untuk belajar ke Indonesia semakin meningkat.

“Kemlu siap untuk memfasilitasi program mahasiswa asing belajar di Indonesia. Komunitas muslim di Spanyol juga ingin belajar ke Indonesia. Kalau ini kita tawarkan kepada mereka pasti responnya bagus,” ujarnya.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Arskal Salim mengatakan, kehadiran atase Dikbud untuk duduk bersama dengan kalangan PTKIN penting. Selain sebagai sarana mengkomunikasikan program-program Diktis, pertemuan ini juga untuk memperkuat jaringan kerjasama dan dukungan program-program kemitraan bagi kemajuan PTKIN di masa mendatang.

Rapat Koordinasi Pendidikan Tinggi Islam juga menghadirkan Wakil Rektor I PTKIN se-Indonesia yang berlangsung hingga  12 Februari 2018. (Vina)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here