Kembangkan Ekonomi Berbasis Masjid, Parmusi Jateng Gelar Workshop Hulu-Hilir Pertanian

739
Ketua PW Parmusi Jawa Tengah, Anding Sukiman.

Muslim Obsession – Tekad Pengurus Wilayah (PW) Parmusi Jawa Tengah untuk membangun ekonomi berbasis masjid terus dimatangkan agar bisa menjangkau seluruh jaringan masjid se-Jawa Tengah.

Salah satu upaya untuk mewujudkannya, PW Parmusi Jateng akan menggelar Workshop Hulu-Hilir Pertanian pada 18 Januari 2022.

“Pada kegiatan workshop yang dibarengkan dengan Musyawarah Kerja Parmusi ini kami akan mengundang tiga Guru Besar yang ahli di bidangnya masing-masing untuk memberikan masukan pada program yang sedang kami lakukan,” ujar Ketua PW Parmusi Jateng, Anding Sukiman, lewat keterangan tertulis, Ahad (16/1/2022) malam.

Anding mengungkapkan, ketiga guru besar dimaksud adalah Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini MP, Guru Besar Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM yang dikenal sebagai formulator POC Ribost, kemudian Prof. Dr. Ir. Totok Agung DH yang merupakan Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto yang juga dikenal sebagai pemulia padi Inpago.

“Lalu Prof. Dr. Muhammad Nur yang merupakan Guru Besar Fisika Undip yang merakit generator untuk ozon sebagai pengawetan produksi pertanian tanpa efek samping, dan juga bisa membuat cabai yang dipetik 2 bulan masih tetap segar seperti baru dipetik,” jelas Anding.

Di samping mengundang tiga guru besar itu, tambah Anding, pada workshop tersebut juga akan menghadirkan Direktur PT PIN (Pasar Induk Nusantara) Jakarta sebagai off taker.

Panitia workshop juga mengundang lembaga keuangan atau perbankan yang akan bertindak sebagai penyalur kredit Saprodi (sarana produksi) pertanian, bayar panen dan tidak berbunga serta tidak dikenakan biaya administrasi apapun.

“Syarat pinjaman tanpan bunga melalui bank ini adalah kelompok tani yang dibangun dari jamaah masjid,” urai Anding.

Anding mejelaskan, jamaah masjid yang telah membentuk kelompok tani dipilih karena ada pandangan strategis.

Antara lain karena umat Islam sudah terbiasa mengadakan shalat berjamaah di masjid lima kali dalam sehari, sehingga memudahkan dalam pembinaan dan pengembalian pinjaman Saprodi pertanian ini.

Ia menilai, pinjaman Saprodi pertanian dipandang strategis karena saat ini para petani merasa kesulitan mendapatkan pupuk dan pada saat panen juga menghadapi fluktuasi harga yang sangat rendah.

“Untuk menjaga agar harga relatif stabil, maka PW Parmusi Jawa Tengah membangun kerja sama dengan off taker yang mampu menampung produksi jagung 10.000 ton/ bulan. Mohon doanya, semoga langkah ini berhasil,” pungkas Anding. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here