Muslim Obsession – Muslim adalah kelompok agama yang paling sering menjadi sasaran kejahatan rasial di Swedia.
Aksi provokatif pembakaran Al-Quran baru-baru ini oleh seorang politisi ekstremis Rasmus Paludan, di luar gedung Kedutaan Besar Turki di Swedia telah menyoroti penargetan Muslim di negara tersebut.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Dewan Pencegahan Kejahatan Nasional Swedia pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa Muslim menanggung beban lebih dari setengah (51 persen) dari semua kejahatan rasial terhadap kelompok agama yang terjadi sepanjang tahun 2020 di Swedia.
Laporan tersebut menambahkan bahwa orang Yahudi menghadapi 27 persen kejahatan rasial di Swedia, sementara orang Kristen dan kelompok lain menjadi sasaran dalam 11 persen insiden tersebut.
Di antara para korban, wanita Muslim dan Yahudi lebih cenderung menjadi target kejahatan rasial daripada pria.
Kejahatan yang berkaitan dengan agama diketahui mencapai 18 persen dari total jumlah insiden yang dianggap sebagai kejahatan rasial di Swedia.
Menurut laporan tersebut, 55 persen dari 4.000 kejahatan rasial yang dilaporkan di Swedia bermotif rasial.
Angka yang mengkhawatirkan ini diperparah dengan Laporan 2021 tentang Kebebasan Beragama oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa masih banyak kejahatan rasial di Swedia yang tidak dilaporkan ke polisi karena berbagai alasan.
Jumlah umat Islam di Swedia sendiri diperkirakan mencapai 810 ribu orang atau sekitar 8,1 persen dari total penduduk pada tahun 2016.
Jumlah umat Islam diprediksi akan meningkat menjadi 1,1 juta orang atau 11,1 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2050 dalam skenario minim imigran.
Sedangkan dalam skenario pendatang maksimum, jumlah umat Islam diprediksi mencapai 4,4 juta atau 30,6 persen dari total penduduk.
Data ini merupakan hasil perhitungan lembaga penelitian Pew yang mempelajari pertumbuhan umat Islam di Eropa. Sementara itu, belum ada data resmi jumlah umat Islam dari pemerintah Swedia.