Kecil-kecil Jadi Mufti

2682

Muslim Obsession – Suatu hari, di Masjidil Haram seorang guru tengah menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya.

Dengan lugas, jelas dan komunikatif, guru tersebut mengajarkan materi fiqih, muamalah, jinayah, dan hukum-hukum.

Namun, ada yang ganjil dalam majelis itu, ternyata sang guru tampak jauh lebih muda daripada murid-muridnya.

Bahkan, di tengah prosesi belajar mengajar, ia sempat meminta izin untuk minum, padahal siang itu adalah Bulan Ramadhan.

Sontak saja “ulah” sang guru menuai protes.

“Kenapa engkau minum, padahal ini bulan Ramadhan?” tanya para murid.

Dengan singkat sang guru menjawab, “Karena aku belum wajib berpuasa.”

Lalu, siapakah guru yang terlihat nyeleneh tersebut? Ternyata, ia adalah Muhammad Idris Asy-Syafi’i, yang lebih dikenal dengan Imam Syafi’i.

Ia merupakan seorang mufti atau orang yang mengeluarkan fatwa atau semacam hakim agung.

Pada usia belum baligh, Imam Syafi’i sudah menjadi ulama yang disegani. Usia sembilan tahun sudah hafal Al-Quran.

Usia sepuluh tahun, isi kitab Al Muwatha’ karya Imam Malik yang berisi 1.720 hadits pilihan juga mampu dihafalnya dengan sempurna.

Pada usia 15 tahun, ia telah menduduki jabatan mufti di Kota Makkah. Yakni, sebuah jabatan prestisius pada masa itu.

Bahkan, di bawah usia 15 tahun, Imam Syafi’i sudah dikenal mumpuni dalam bidang bahasa dan sastra Arab.

Ia juga hebat dalam membuat syair, jago qiraat, serta diakui memiliki pengetahuan yang luas tentang adat istiadat Arab yang asli. Subhanallah.

(Vina, dinukil dari buku ‘Zero to Hero’ karya Solikhin Abu Izzudin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here