Baku, Muslim Obsession – Angin kencang membawa butiran hujan saat kami mulai menaiki tangga pesawat. Sebenarnya hujan sudah turun sejak sekitar dua jam lalu. Ataturk Airport jadi berkabung kabut dengan bayangan puluhan pesawat yang berbaris rapi.
Saya yakin benar andai tak ada rinai, bandara ini menawarkan pemandangan yang indah. Untuk sesaat, saya pun hanya bisa melihat lelehan hujan menyapu kaca jendela.
Jarak Istanbul ke Baku akan ditempuh lebih kurang 3 jam. Pesawat yang kami tumpangi pun berbeda dengan sebelumnya yang berbadan besar dengan tiga partisi di dalamnya. Kali ini hanya dua partisi saja dengan masing-masing partisi berbaris tiga seat.
Bismillaahi majreeha wa mursaaha, inna rabbi laghafuururrahiim.
Di luar, hujan tampak mulai mereda. Perlahan, kabut tersapu terang. Benar perkiraan saya, Ataturk Airport tampak indah dengan kesibukan para petugas dan penumpang pesawat yang menaiki anak-anak tangga sejumlah pesawat.
***
Kurang lebih satu jam saya menunggu di dalam pesawat. Tampaknya, pilot menunggu cuaca sedikit membaik. Itu tebakan saja, karena tak ada informasi apapun yang digaungkan pramugari atau co-pilot.
Sekira pukul 09.20 waktu Istanbul, pesawat mulai merayap, menapaki undakan awan yang putih tersapu sengat matahari. Take-off berlangsung ciamik, karena guncangan hampir tak terasa.
Dari layar monitor yang terpasang di belakang kursi penumpang depan, saya bisa memantau proses flight dari Ataturk Airport.
Kurang lebih 1.750 km jarak yang akan ditempuh. Pesawat terbang ke arah timur melewati Laut Hitam mengangkangi kota-kota di Turki dan Georgia menuju bandara Heydar Aliyev yang berada di bibir Laut Kaspia.
Rasa-rasanya tak sabar ingin segera menapaki Baku. Apalagi, tersiar kabar agenda hari pertama adalah City Tour di kota berpenduduk kurang lebih 4 juta jiwa itu.
Entah City Tour ke destinasi apa saja, saya tak tahu. Sebagai tamu, saya tentu hanya bisa mengikuti agenda yang telah disusun tuan rumah. Paling tidak, ada oleh-oleh cerita yang dibagikan dan semoga saja bisa menginspirasi pembaca.
Baku, 27 Mei 2018
Baca Juga:
- Melancong ke Tanah Api (My Trip in Baku – 1)
- Subuh di Mescit Kapi 219 (My Trip in Baku – 2)
- Meraba Kisah di Lorong Kota Kuno, Icheri Sheher (My Trip in Baku – 4)
- Menjajal 17 Jam Puasa di Azerbaijan (My Trip in Baku – 5)
- Mengenali Azerbaijan dari Heydar Aliyev Museum (My Trip in Baku – 6)
- Bertanya Islam pada Staf Presiden Azerbaijan (My Trip in Baku – 7)
- Usia 100 Tahun, Azerbaijan Jadi Kiblat Toleransi Dunia
