KAWALI DKI: Malapetaka Mengintai Petugas Pengangkut Sampah dan Pemulung

790
Petugas sedang mengangkut sampah warga di Mampang Prapatan Jaksel. (Foto: kawali)

Jakarta, Muslim Obsession – Disaat pemerintah pusat dan pemerintah daerah gencar memerangi penyebaran virus Corona (COVID-19), keselamatan petugas pengangkut sampah dan pemulung luput dari perhatian.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Peneliti di Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), jumlah sampah masker dan sarung tangan sekali pakai mengalami peningkatan. Hal ini dikhawatirkan akan menjadi sumber penyakit baru. (Kompas, 25/04/2020).

Agar malapetaka berikutnya tidak terjadi di negeri ini KAWALI DKI Jakarta kembali mengingatkan/menghimbau pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah khususnya Pemprov DKI Jakarta untuk segera mengambil langkah konkret terhadap sampah masker dan sarung tangan sekali pakai.

“Hal ini agar tidak menjadi sumber penyakit baru yang dapat menjangkiti warga khususnya petugas pengangkut sampah dan pemulung karena masih saja ada petugas pengangkut sampah yang tidak dilengkapi baju khusus dalam stuasi pandemik virus saat ini,” kata Ketua Kawali DKI Jakarta, Mardian, melalui keterangan tertulisnya, Senin (27/4/2020).

Data Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyatakan bahwa sejak adanya himbauan Work From Home (WFH) atau Bekerja Dari Rumah akibat penyebaran virus Corona (COVID-19) yang semakin tidak terkendali hingga jumlah sampah dari DKI Jakarta yang diangkut ke TPST Bantargebang berkurang 620 ton per hari akan tetapi jumlah sampah masker dan sarung tangan sekali pakai mengalami peningkatan.

Sejak adanya imbauan pemerintah yang disampaikan lewat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 agar warga masyarakat memakai masker dan sarung tangan yang biasanya hanya digunakan petugas kesehatan saat ini malah banyak digunakan/dipakai setiap orang dan bahkan juga dipakai karyawan bank BUMN dan lain sebagainya.

“Oleh karenanya dapat dibayangkan berapa banyak peningkatan sampah masker dan sarung tangan sekali pakai yang akan diangkut/dibawa petugas pengangkut sampah yang mana merekalah yang rentan terkena penyakit covid-19 jika hal ini tidak disediakan tempat sampah khusus (drop box),” ujarnya.

Menurutnya, ada sekitar 300 ribu petugas pengangkut sampah yang setiap harinya bersentuhan langsung dengan sampah yang mereka angkut di DKI Jakarta ditambah lagi lebih kurang 500 ribu pemulung yang tetap mencari sampah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Petugas pengangkut sampah dan pemulung ini tidak pernah tau apakah sampah yang mereka angkut/ambil apakah sampah mereka yang ODP karena hingga saat ini Pemprov DKI Jakarta belum juga menyediakan tempat sampah khusus (drop box) yang ditempatkan di ruang publik dan dibagikan untuk mereka yang ODP dan dirawat dirumah.

“Kami pun memberikan masukan bila sulit untuk pengganti drop box mengingat perlu waktu dan biaya/anggaran , kami dari KAWALI DKI Jakarta mengusulkan juga agar  gunakan kantong plastik ramah lingkungan mudah terurai secara alami di alam (TPA) yang sudah ber SNI ecolebel untuk penganti fungsi drop box menampung sampah yang berpotensi terpapar Virus,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here