Kandang Sapi dan Bebek di Tengah Sawah Atasi Kelangkaan Pupuk dan Hama Keong

1579
Petani memanfaatkan tenaga sapi untuk membajak sawah. (Foto: Berita Magelang)

Oleh: Anding Sukiman (Ketua PW Parmusi Jawa Tengah)

Petani di seluruh Indonesia saat ini sedang galau karena pupuk kimia bersubsidi langka dan pupuk kimia nonsubsidi harganya sangat mahal. Sehingga jika dihitung-hitung secara ekonomi, petani akan merugi jika bertanam padi.

Pasalnya, olah tanah, pupuk, obat-obatan kimia sangat mahal sementara harga gabah hanya pada kisaran Rp.4.300,-/kg. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan banyak lahan- lahan sawah yang akan dibiarkan menganggur.

Untuk mengatasi problema pupuk ini, Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslimin Indonesia (PW Parmusi) Jawa Tengah merasa perlu untuk mengajak kepada semua pihak yang peduli soal pangan di seluruh Indonesia untuk bersama memikirkan dan merealisasikan perlunya ternak sapi dan bebek di tengah sawah.

Langkah ternak sapi dan bebek di tengah sawah ini terasa sangat penting, disamping untuk mengatasi kelangkaan pupuk juga untuk mengatasi hama keong yang makin tahun populasinya makin besar dan merugikan petani.

Mengatasi Kelangkaan Pupuk

Ternak sapi diprediksi akan mengatasi kelangkaan pupuk secara permanen, karena tiap hari sapi buang kotoran antara 15 s/d 20 kg. Kotoran sapi ini jika dipermentasi akan menghasilkan pupuk yang kandunganya tercakup unsur makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Apalagi saat ini proses permentasi hanya memakan waktu sekitar 7 hari saja.

Pemeliharaan sapi di tengah sawah dirasa penting karena di sawah sudah tersedia pakan dari limbah pertanian yang melimpah. Adapun untuk teknologi pembuatan pakan ternak, PW Parmusi Jawa Tengah telah bekerja sama dengan Koperasi Anugerah Agro lestari yang sudah memproduksi bahan-bahan permentasi.

Jika tiap hari sapi mengeluarkan kotoran antara 15 kg s/d 20 kg atau tiap tahun akan menghasilkan 5,5 ton sampai dengan 7,2 ton per tahun. Jika pemeliharaan sapi di lahan sawah ini diperhitungkan, setiap hektar sawah ada 2 ekor sapi maka kebutuhan pupuk dasar sudah tercukupi dan kekuranganya bisa diaplikasikan pupuk Ribost.

Keuntungan dari program ternak sapi di tengah sawah ini, disamping mampu mengatasi kelangkaan pupuk, keuntungan lain adalah tercukupinya kebutuhan daging nasional yang selama ini kita masih banyak tergantung pada daging impor. Karena itu tersedianya pakan murah dari limbah pertanian, akan mempermudah dalam pemeliharaan sapi di tengah sawah.

Kandang sapi di tengah sawah.

Bebek dan Hama Keong Emas

Dalam satu kawasan dengan kandang sapi ini, juga harus dipelihara bebek yang jumlah pemeliharaanya disesuaikan dengan kebutuhan lahan. Fungsi dari pemeliharaan bebek di tengah sawah ini, disamping akan mampu menyuplai kebutuhan daging nasional, juga tugas para bebek ini akan menjadi pemangsa telur dan juga keong emas yang saat ini menjadi musuh besar petani.

Keong jika dibiarkan hidup di tengah sawah akan merusak tanaman padi dengan cara memakan batang padi muda hingga ludes, karena itu kehadiran bebek di sawah menjadi sangat penting karena mereka tiap hari akan makan keong-keong di tengah sawah ini. Selain diuntungkan karena sawahnya aman, para petani juga diuntungkan karena ada tambahan dari penjualan bebek.

Dampak lain dari program ternak sapi dan ternak bebek di tengah sawah ini adalah lahirnya burung-burung hantu yang makin menghilang dari area sawah akibat pemakaian pupuk kimia dan insektisida yang membunuh burung hantu. Padahal sesungguhnya burung hantu ini menjadi sahabat petani dalam memerangi hama tikus.

Burung hantu tiap hari butuh tikus dan biota tanah untuk kebutuhan makan, tapi selama ini tiap makan tikus burung hantu ikut mati karena tikusnya diracun, dan racun tikus ikut mematikan burung hantu bahkan katak kecil yang selama ini ikut membasmi wereng juga mati akibat racun kimia ini.

Insya Allah dengan program ternak sapi di tengah sawah ini akan menghasilkan pertanian organik yang akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Namun, akankah program ini didukung para pihak?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here