Kafilah Dakwah Parmusi Kunjungi Hidayatullah, Pondok Pesantren yang Berdiri di Tanah Persekutuan Gereja

1745
Ponpes Hidayatullah yang terletak di Kelurahan Kinilow, Kec. Tomohon Utara. (Foto: Albar/OMG)

Tomohon, Muslim Obsession – Di daerah pegunungan di Koto Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) terdapat pondok pesantren yang cukup tua dengan nama Hidayatullah. Pondok pesantren ini berada di Kelurahan Kinilow, Kecamatan Tomohon Utara, kira-kira jaraknya 2 jam dari Kota Manado.

Dalam Safari Dakwah Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) Pusat KH. Syuhada Bahri, dan Ketua LDP Sulut Ustadz Muyasir, menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Hidayatullah dan terima langsung oleh pengasuh pondok Ustadz Fahruddin Hulalata.

Kepada Muslim Obsession yang ikut dalam rombongan safari ini, Ustadz Fahruddin mengungkapkan, bahwa pondok ini berdiri pada tahun 1982.

Dibangun oleh seorang ulama dari Sukabumi, Jawa Barat bernama Kiai Muhammad Salim. Awalnya pondok pesantren ini diberi nama Nurul Islam dengan berdiri sebuah Masjid At-Taqwa.

“Pondok ini dibangun pada tahun 1982, awalnya ini tanah bekas warung makan milik persekutuan gereja di Minahasa,” ujar Ustadz Fahruddin, Selasa (5/11/2019).

Baru setelah tahun 1984 pondok itu dihibahkan ke Yayasan Hidayatullah. Fahruddin bercerita meski sudah dikelola oleh yayasan cukup lama tidak semua tanah disekitar pondok itu milik yayasan. Bahkan persis di halaman pondok dan masjid yang dijadikan tempat upacara bendera dan setiap kegiatan pondok itu masih milik GEMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa).

“Tanah di halaman pondok ini masih milik GEMIM, dibeli tidak mau, ditukar juga tidak mau kita cuman disuruh pakai saja untuk kegiatan,” jelasnya.

Pondok Hidayatullah ini memang terlihat kurang begitu terawat, banyak bangunan yang tidak tertata rapih, cat bangunan juga sudah mulai banyak yang luntur gedung-gedung pendidikan dari MI, MTS dan MA juga terlihat sangat sederna.

Meski belum bisa dikatakan sebagai pondok modern, namun pondok ini cukup berarti kehadirannya bagi umat Muslim untuk membentengi akidah.

“Hidayatullah ini satu-satunya pondok di Tomohon. Bahkan masjid satu-satunya yang dizinkan untuk menggunakan pengeras suara. Jadi keberadaan kami ini masih sangat dibutuhkan untuk membentengi akidah umat,” jelasnya.

Sebagai kelompok minoritas, berdakwah di wilayah Sulut memang cukup berat. Sebab, awalnya berdirinya pondok ini juga mendapat penolakan dari warga, ketika ada ketegangan antar umat beragama di luar Sulut, pondok ini juga terkena dampak. Namun ia bersyukur pondok ini masih kokoh berdiri menjadi satu-satunya pondok di Tomohon.

“Dakwah di sini tidak seperti Jawa, kita mau bangun tempat ibadah saja kadang prosesnya panjang, termasuk Hidayatullah juga awalnya ditentang masyarakat, tapi alhamdulilah sekarang sudah aman, damai semua, umat beragama di sini bisa saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing,” tutupnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here