
Surakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum PP Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam mengimbau para kader Parmusi agar tampil di garda terdepan untuk memberikan solusi atas setiap permasalahan di tengah umat.
Menurutnya, kader Parmusi memiliki ciri yang tidak suka mencaci, menyalahkan orang lain, menyebarkan fitnah atau kabar bohong, baik secara langsung maupun melalui grup-grup WhatsApp.
“Mencaci dan memaki itu bukan ciri kader Parmusi. Ciri kader Parmusi adalah cerdas, bisa menyampaikan dakwah atau pendapat dengan cara yang santun, ramah, dan sopan,” tegasnya saat memberikan arahan pada Musyawarah Wilayah (Muswil) PW Parmusi Jawa Tengah di Surakarta, Ahad (29/9/2019).
Baca juga:
Muswil Parmusi Jateng Kukuhkan Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Akidah dan Ekonomi Umat
Ketum Parmusi Targetkan 5.000 Orang Ikuti Dauroh Dai Desa Madani
Pola komunikasi yang berisi cacian dan menyalahkan orang lain, jelasnya, malah berpotensi memecah umat. Padahal sebaliknya, kehadiran Parmusi adalah untuk menyatukan umat.
Menurutnya, kalau hanya sekedar mencaci semua orang bisa. Tapi untuk melahirkan manusia yang solutif dengan melakukan gerakan nyata dalam memecahkan problematika umat, itulah yang sulit.
“Yang dibutuhkan kader Parmusi adalah gerakan nyata membantu umat, mengentaskan mereka dari kemiskinan dan kebodohan. Bukan hanya sekadar berkoar di grup WhatsApp dengan mencaci dan memfitnah,” tandasnya.
Usamah menjelaskan, cara-cara yang sopan dengan pola komunikasi santun dan konstruktif inilah yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah membangun dakwah dengan hikmah, mauizhah hasanah (nasihat yang baik), hingga berdiskusi atau berargumen yang santun. Dengan cara inilah, menurutnya, peradaban di tengah umat dapat terwujud.
Di sisi lain, Usamah juga mengingatkan bahwa peradaban yang dibangun Rasulullah Saw. dibangun di Kota Madinah melalui jalan dakwah. Mencontoh Rasulullah, sambungnya, politik peradaban dengan jalan dalwah itulah yang kini menjadi orentasi dari paradigma Parmusi bukan lagi politik kekuasaan.
“Politik peradaban adalah politik yang dibangun untuk menjauhkan masyarakat dari ketertinggalan berupa kemiskinan dan kebodohan,” jelasnya.
Usamah hadir dalam acara Muswil itu didampingi Ketua Majelis Penasehat PP Muslimah Parmusi, Daisy Astrilita, Ketua Umum Muslimah Parmusi Nurhayati Payapo, Ketua Lembaga Dakwah Parmusi KH. Syuhada Bahri, Bendahara Parmusi Dewi Achyani, Wasekjen Parmusi, Mulyadi dan Aidil Adha, serta perwakilan BNI Syariah dari Kota Solo. (Albar)