Jumlah Istri Nabi Muhammad ﷺ dan Biografi Singkatnya

1719

  1. Zainab radhiyallahu ‘anha

Namanya adalah Zainab bintu Khuzaimah. Pada zaman Jahiliyah, Zainab dikenal dengan sebutan Umm Al-Masakin. Ia bergabung dengan Nabi Muhammad ﷺ untuk hijrah ke Madinah.

Pada saat perang Uhud, suaminya yang bernama ‘Abdullah bin Jahys gugur di medan perang, sehingga ia menjanda. Lalu Rasulullah melamar Zainab melalui utusannya, dan keduanya menikah pada bulan Ramadan tahun ke-3 atau ke-4 Hijriyah. Namun setelah 2, 3, atau 8 bulan kemudian Zainab wafat.

  1. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha

Namanya adalah Ummu Salamah Bintu Abi Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumiyyah. Ia lebih dikenal dengan nama Hindun. Sebelumnya, ia adalah istri dari Abu Salamah bin ‘Abd al-Asad. Nabi menikahinya setelah suaminya meninggal pada tahun ke-4 Hijriyah. Mahar yang diberikan oleh Nabi kepada Hindun adalah seekor kuda, periuk, alat penggiling dan shahifah

  1. Zainab radhiyallahu ‘anha

Zainab Bintu Jahys bin Riab al-Asadi, nama lengkapnya. Sebelumnya ia adalah istri dari Zaid bin Haritsah, salah seorang anak angkat Rasulullah ﷺ. Zainab diberikan mahar oleh Rasulullah ﷺ sebanyak 400 dirham ketika menikahinya pada tahun 3/4/5 Hijriyah. Pernikahan Nabi dengan Zainab disebutkan di dalam Al-Quran surah Al-Ahzab ayat 37:

فَلَمَّا قَضَىٰ زَيۡدٞ مِّنۡهَا وَطَرٗا زَوَّجۡنَٰكَهَا لِكَيۡ لَا يَكُونَ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ حَرَجٞ فِيٓ أَزۡوَٰجِ أَدۡعِيَآئِهِمۡ إِذَا قَضَوۡاْ مِنۡهُنَّ وَطَرٗاۚ وَكَانَ أَمۡرُ ٱللَّهِ مَفۡعُولٗا ٣٧

“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu menceriakan istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.”

  1. Juwairiyyah radhiyallahu ‘anha

Nama lengkapnya adalah Juwairiyah bntu Al-Harits bin Dharar bin Habib bin Jadzimah Al-Khaza’iyyah Al-Mushtaliqiyyah. Waktu Nabi ﷺ memerangi Bani Mushtaliq karena suatu alasan, dan Juwairiyah menjadi salah satu tawanan pada peperangan tersebut.

Juwairiyyah dulunya adalah istri dari sepupunya yang bernama Musafi’ bin Shafwan Al-Mushtalaqi yang telah meninggal dunia dalam sebuah peristiwa. Ketika menjadi tawanan Nabi, ia memohon kepada beliau agar dibebaskan. Dan akhirnya Nabi mengabulkannya dengan syarat ia mau dinikahi oleh Nabi ﷺ dan mahar pernikahan keduanya adalah kebebasannya.

Ketika orang-orang Islam tau bahwa tawanan lain dari Bani Mushtaliq adalah masih keluarga Rasul, yang baru saja menikahi Juwairiyah, maka mereka semua dibebaskan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here