Jujur Intisari Kemuliaan

1698

Oleh: Dr. KH. Husnan Bey Fananie, MA (Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan)

Sudah sering kita mendengar bahwa kejujuran adalah elemen penting dalam karakter seseorang. Sejak kecil kita sering dibisiki kedua orangtua kita dalam tidur ataudiberi petuah saat mengaji di mushalla, bahwa kejujuran mutlak dimiliki orang beriman. Tanpa kejujuran,hilanglah jati diti seorang Mukmin. Namun, tampaknya kita harus sering berkaca, sebesar apakah kejujuran yang kita miliki saat ini?

Orang yang memiliki sifat jujur dicintai sesamanya. Begitu pun Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat mengapresiasi hamba-Nya yang bersifat jujur. Baginda Rasulullah Saw. dikenal sebagai sosok panutan yang memiliki sifat ini. Bahkan sejak kecil beliau sudah terkenal dengan gelar “Al-Amin” karena tak pernah sedikitpun kebohongan diucapkannya. Beliau adalah sosok panutan dalam kejujuran. Semua orang yang mengenalnya tak lagi menyangsikan hal ini.

Jujur dapat dimaknai sebagai kebenaran. Artinya, jika tidak ada kebenaran dalam sebuah berita yang disampaikan seseorang, maka ia dapat disebut tidak jujur. Jujur juga bermakna keselarasan. Adanya kesesuaian antara apa yang terucap dengan kondisi sebenarnya. Selain jujur dalam ucapan, kejujuran itu terdapat juga pada perbuatan. Boleh jadi ini lebih bersifat individual, dimana seseorang bisa disebut jujur ketika ia melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan batinnya.

Perilaku riya’ yang dipraktikkan seseorang adalah contoh sifat tidak jujur dalam kategori ini. Seseorang yang riya’ disebut tidak jujur karena dia telah menampilkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan di dalam batinnya. Ketidakjujuran tidak hanya akan menggiring seseorang pada neraka di akhirat kelak, tetapi kejujuran juga akan menyengsarakan seseorang sepanjang hidupnya.

Melalui kejujuran, seseorang akan belajar menyaring setiap ucapan dan perbuatannya, sehingga apa yang terucap dan diperbuatnya merupakan sebuah kebenaran bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Seseorang yang berperilaku jujur akan menyediakan waktu sejenak dan memikirkan apa yang akan diucapkan dan diperbuatnya. Seseorang yang jujur tidak akan berani untuk memiliki niat merusak keharmonisan batinnya dan suasana di sekelilingnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here