Jejak Syuhada Bahri, Keliling Pelosok Negeri Bangun Gerakan Dakwah Parmusi

895

Jakarta, Muslim Obsession – Kabar duka, salah seorang mujahid dakwah KH Syuhada Bahri dikabarkan meningga dunia pada Jumat (18/2) pagi pukul 04.00 WIB. Kiai Syuhada dishalatkan di Masjid Al-Muhajirin yang terletak tidak jauh dari kediaman almarhum di Jl. Pulo Sirih Timur Pekayon Jaya, Kota Bekasi.

Sang Mujahid Dakwah ini punya rekam jejak yang baik dalam hal mensyiarkan agama Islam ke pelosok negeri. Sebelum bergabung bersama Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) sebagai Ketua Lembaga Dakwah, ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Syuhada gabung membangun gerakan dakwah Parmusi saat ormas Islam ini dipimpin oleh Usamah Hisyam. Bersama Ketua Umum, ia mencanangkan gerakam dakwah melalui Desa Madani yang terbentuk di wilayah terpencil Indonesia.

Maka untuk membangun kekuatan dakwah Islam, Kiai Syuhada menjalankan syafari dakwah Parmusi dari Aceh, NTT, Sulawesi, Kalimantan, sampai Maluku Utara, dan Ambon. Syafari Dakwah Parmusi bersama Kiai Syuhada dimulai di Aceh sampai Lampung menggunakan jalur darat selama dua minggu pada April 2019 lalu.

Dari Aceh perjalanan Kiai Syuhada berlanjut ke Langkat, Sumatara Utara, Padang, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Palembang, dan berakhir di Lampung. Kiai Syuhada terus menggelorakan terbentuknya Desa Madani Parmusi.

Demikian juga ketika Syafari berlanjut di Sambas, Kalimantan Barat, Makassar, Palu, Bone, Manado, Minahasa, Ternante, Ambon, Kupang, Atambua, sampai ke Pulau Rote. Kiai Syuhada selalu semangat dalam berdakwah dan mengajak Dai Parmusi untuk menguatkan Desa Madani.

Kai Syuhada Bahri mengatakan, Gerakan Desa Madani memang difokuskan untuk membangun Indonesia dari pinggir di desa-desa yang berada di pulau-pulau terluar. Di mana pondasi utamanya adalah menguatkan iman dam takwa masyarakat agar keyakinan mereka terhadap agama Islam tidak goyah.

“Membangun desa pondasi utamanya harus iman, karena dengan iman yang kuat keislaman seseorang akan semakin matang, bisa melahirkan prilaku masyarakat yang baik,” ujar Ustadz Syuhada saat berdakwah di Pulau Terluar di Likupang, Sulut.

Dengan Desa Madani, Ustadz Syuhada Bahri berharap kehidupan warga desa menjadi semakin baik, bukan hanya soal peningkatan imannya, tapi juga ekonomi, sosial dan pendidikannya. Karena empat pilar tersebut adalah poin utama yang ingin dicapai dari Gerakan Desa Madani.

“Yang belum bisa ngaji Al-Quran semoga masyarakat di sini bisa ngaji, yang belum ada majelis taklim semoga ke depan sudah bisa dibentuk. Kegiatan keagamaan di sini semakin ramai, masyarakat bisa memakmurkan masjid untuk kepentingan bersama,” tandasnya.

Saat Pandemi melanda Indonesia pada 2020, Syafari Dakwah Parmusi dihentikan sementera karena alasan kesehatan. Meski begitu, Kiai Syuhada selalu menegaskan Parmusi harus tetap berdakwah di tengah merebaknya wabah virus Corona.

Demikian ditegaskan Kiai Syuhada saat memberikan pandangannya dalam Mukernas VI Parmusi secara online di hadapan pengurus wilayah dari seluruh Indonesia, Ahad (29/3/2020) pagi.

“Parmusi harus memanfaatkan kondisi ini, karena saat ini ada ruang kosong pada diri manusia yang semuanya merasa takut dan khawatir,” ungkapnya.

Ia menilai, di tengah kesulitan ini para dai memiliki tugas sangat mulia sehingga harus tetap hadir di tengah umat, bukan meninggalkannya. Banyak cara untuk berdakwah meski imbauan untuk menjaga jarak (social distancing) gencar diumumkan pemerintah.

“Tugas para dai adalah mengingatkan dan meletupkan semangat. Bahwa sehebat apapun orang menggambarkan kekuatan virus, tidak mungkin melebihi kemampuan manusia. Kita harus tahu bahwa Allah tidak akan membebani kita di luar kemampuan kita,” ujar Kiai Syuhada. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here