Jangan Memandang Dunia Segalanya

827

Oleh: Dr. H. Serian Wijatno, SE, MM, MH (Ketua Harian DPP Persatuan Islam Tionghoa Indonesia/PITI dan juga pengurus di DMI, MUI dan Parmusi)

Hingga kini masih banyak dari kita yang memandang bahwa dalam kehidupan dunia hanya dibutuhkan materi sebanyak-banyaknya. Dunia hanya terdiri dari hal-hal yang konkret dan bisa diindra.

Ini adalah pandangan dunia materialisme. Pandangan hidup yang mementingkan kebendaan semata seperti harta, uang, dan kekayaan dunia lainnya, dengan mengesampingkan segala sesuatu di balik indra dan materi itu.

Pandangan dunia materialisme secara praktis menolak eksistensi dan peran Tuhan, karena Tuhan tidak dapat diindera secara empiris dan material.

Pandangan dunia semacam ini menganggap orientasi hidup sebatas kehidupan di dunia saja, tidak ada kesudahan kehidupan di dunia ini kecuali habis dimakan usia “wa maa yuhlikunaa illad dahr”, dan tidak ada kehidupan lagi setelahnya.

Padahal, semua itu salah besar. Ada pandangan dunia lain yang jauh di atas pandangan dunia materialism, yaitu pandangan dunia Ketuhanan.

Pandangan dunia yang sesungguhnya yang membawa kita menuju kebahagiaan abadi setelah kematian.

Allah berfirman dalam QS: Al-Jatsiyah [45]:24: Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja”.

Pandangan dunia ketuhanan meyakini bahwa hakikat segala realitas meliputi alam semesta, manusia, dan Tuhan adalah sesuatu yang non-materi atau metafisik.

Law of Nature merupakan bukti empiris bahwa keberadaan makhluk dengan segala proses munculnya meniscayakan adanya yang mengatur.

Keterbatasan memahami Tuhan pasti ada, namun keterebatasan ini tidak menjadi alasan untuk tidak menerima bukti keberadaan Tuhan lewat gugusan alam semesta yang secara sistemik tersusun rapi, sesuai, selaras dan sejalan pada poros, tempat, waktu yang telah Dia ciptakan.

Dalam diri kita terdapat misteri yang sangat mendalam dan luas jika saja kita mau menggunakan akal dan daya nalar untuk bisa meraihnya, meraih hal-hal yang tersimpan sehingga menjadi keyakinan yang kuat dan tidak terbantahkan lagi dalam wujud pandangan dunia.

Al-Quran telah memberikan gambaran Idieologi Ketuhanan dengan sangat jelas dan lugas dalam QS. Al-Ikhlas: 1-4: Qul Huwallaahu ahad, Allaahus Shomad Lam Yalid wa Lam Yuulad, wa Lam Yakullahuu Kufuwan Ahad.

“Katakanlah Dia lah Allah yang Esa, Allah Maha, Tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Tidak ada sekutu baginya”.

Perbedaan prinsip antara pandangan dunia Ilahi dan pandangan dunia materialisme terletak pada ada atau tidaknya keimanan manusia kepada Tuhan pencipta alam ini.

Pandangan dunia ketuhanan memberikan kemudahan kepada manusia untuk memahani keberadaan-Nya dengan bukti-bukti nyata (materi) segala ciptaan-Nya.

Covid-19 ini merupakan bukti nyata bahwa ada sutradara canggih yang mengatur dunia ini. Ada hikmah apa di balik pandemi Covid 19 ini.

Keteraturan alam yang polutif kini justru disegarkan lagi oleh Covid-19. Manusia diperintahkan untuk diam bergantian dengan alam. Covid-19 menjadi bukti betapa kuasanya Tuhan.

Jika manusia telah memiliki pandangan dunia ketuhanan, maka dunia materi hanya dipandang sebatas sebagai sarana menuju Tuhan.

Semoga ada manfaatnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here