Oleh: Drs. H. Tb. Syamsuri Halim, M. Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)
Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
دع الأيام تفعل ما تشاء ¤ وطب نفسا إذا حكم الفضاء ¤ ولاتجزع لحادثة اليالى ¤ فما لحوادث الدنيا بقاء ¤
“Biarkanlah hari-hari berbuat sesukanya. Tenangkan lah dirimu bila takdir telah menetapkan. Jangan sedih dengan cobaan dunia, cobaan dunia tiada yang kekal abadi”.
Semoga hari-hari yang kita lalui berjalan sesuai dengan tugasnya. Hari kemarin yang sudah berlalu tidak akan kembali, hari yang sekarang adalah milik kita, hari besok belum tentu milik kita, karena belum tentu kita masih ada.
Oleh karenanya isilah hari-harimu dengan baik, terimalah takdir yang telah ditetapkan Allah padamu, jangan pernah menolak takdir.
BACA JUGA: Memahami Perbedaan Waktu Arafah di Arab Saudi dan Indonesia
Allah sudah menakar takdir sesorang mulai dari rezekinya, sedikit atau banyak, siapa jodohnya, hidup bahagia atau tidak, sampai kepada ajal sesorang sudah ditetapkan. Dia hanya menunggu antrian dalam daftar tunggu, itu semua sudah ditentukan, Dialah yang mengatur dan menakar rezekimu.
Berusaha memperbaiki dengan takdir mu’allaq (takdir yang dapat diubah) diperkenankan, berusaha lebih baik lagi.
Tapi kalau takdir yang ditetapkan mutlak oleh Allah (takdir mubram) maka tidak bisa diubah lagi seperti seorang yang sudah tua ingin kembali hidup muda sudah tidak bisa.
BACA JUGA: Tentang Zakat, Begini Syarat dan Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah
Itu angan-angan belaka. Atau menghidupkan orang yang sudah mati, tidak akan bisa dikembalikan nyawanya lagi, karena ruhnya sudah berpulang kepangkuan-Nya.
Pada bait berikut Imam Syafi’i mengatakan, jangan bersedih dengan cobaan dunia ini, cobaan dunia hanya menunggu waktu, tidak selamanya diuji, ada senang susahnya. Kalau kau sakit, Allah sedang mengujimu, agar ingat Dia lebih banyak.
Sakit adalah hal yang biasa dan tidaklah lama, masih lebih lama sehat, jaga dan manfaatkan sehatmu sebelum sakitmu, sehat dan sakit silih berganti, tidak ada orang 100% sehat terus, begitu juga tidak ada yang sakit terus menerus pasti mengalami yang namanya sakit.
BACA JUGA: Renungan Ramadhan: Tanda-Tanda Kebahagiaan
Rahmat Allah itu sungguh luas, lebih luas dari pada marahnya, 100 berbanding satu sehat 100 kali sakit hanya sekali. Kalau lebih lama sakit manusia tidak bisa bekerja maksimal. Menikmati rahmat-Nya lebih indah dari pada segalanya.
Sobat!…. Semoga kita menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita semua. Setelah menerima takdir tersebut, jangan bersedih, merasa Allah tidak adil. Padahal itulah yang terbaik buat kita.
Orang lain kelihatan sukses belum tentu dia merasa puas menerima nikmat yang diberikan kepadanya, karena selalu membandingkannya dengan yang lain.
Terimalah takdirmu, maka engkau akan tenang.
والله أعلم بالصواب