Jalan Panjang Ustadz Arifin Ilham

1231
Ustadz Arifin Ilham (Tengah) (Foto: Instagram)

Dikutip dari laman pribadinya, Arifin menceritakan bahwa pilihannya mulai berubah saat orang tuanya pergi haji pada tahun 1982. Arifin muda mulai tidak tenang dan mencoba membenahi diri. Betapa terkejut kedua orang tuanya saat mereka kembali dari tanah suci melihat perubahan sikap anaknya yang drastis.

Entah kenapa, Arifin tiba-tiba minta dimasukan ke pesantren. Padahal ia baru kelas 1 SMP. Pada tahun 1983, ia pun dimasukkan ke Pesantren Darunnajah Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kecintaan Arifin terhadap agama Islam mulai terbentuk. Di sini ia hanya sampai kelas dua aliyah.

Pada 1987, ia kembali meneruskan kelas dua aliyah hingga kelas 3 di Pesantren Assyafi’iyah di Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan. Bakatnya sebagai penceramah sudah terlihat sejak di pesantren. Arifin sudah berdakwah baik ceramah di kampung halamannya maupun di Jakarta dan sekitarnya.

Setelah lulus dari pesantren, ia melanjutkan ke perguruan tinggi. Ia masuk FISIP, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Nasional (Unas), Jakarta. Ia lulus pada tahun 1994 kala usia 25 tahun. Arifin bahkan kini menjadi dosen di Unas untuk berceramah agama. Ia mengajar di Universitas Borobudur.

Di sisi kehidupan lainnya, Ustadz Arifin dikenal sebagai seorang penyayang binatang. Ia memelihara burung hantu, ayam kate, bahkan kera. Pada awal April 1997, Ia diberi ular hasil tangkapan warga kampung di semak belukar. Namun, hal nahas pun terjadi, ular tersebut menggigitnya hingga keadaanya kritis.

Ia pun dilarikan ke rumah sakit. Namun, beberapa rumah sakit yang dikunjungi tidak menerimanya karena alasan perlengkapan medis sementara kondisi Arifin makin kritis. Sampai akhirnya, ia dibawa oleh Cut Tursina, ibu angkatnya, ke RS St. Carolus, Jakarta. Di sini Arifin dapat pertolongan dan pengobatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here