Jadi Simbol Budaya Madura, Karapan Sapi Harus Dijaga

591
Ketua DPD RI dan Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni berbincang tentang kebudayaan. (Foto: istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, berharap Karapan Sapi sebagai simbol budaya masyarakat Madura harus dijaga dan dilestarikan, bahkan harus ditingkatkan menjadi atraksi kelas dunia.

Sebagai Senator asal Jawa Timur, LaNyalla mengaku dirinya memberikan perhatian sangat besar terhadap budaya khas Pulau Madura itu. Ia pun mengajak semua pihak untuk memaknai kejuaraan Karapan Sapi di Madura yang sarat dengan sejarah yang melatarbelakanginya.

“Pada abad ke-13 Pangeran Ketandur membuat gagasan yang dilatarbelakangi masalah lahan yang kurang subur dan membuat karapan sapi sebagai media bajak sawah. Hal ini terus bergulir dan berkembang menjadi atraksi andalan di Madura,” katanya, Senin (12/4/2021).

BACA JUGA: Lama Tak Digelar, Saat ini Masyarakat Merindukan Liga Indonesia

Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur ini berharap ide-ide dan gagasan yang menjadi latar belakang budaya Karapan Sapi tumbuh seiring dengan permasalahan sosial yang ada di daerah sekitar.

“Lewat Karapan Sapi kita juga berharap lahir ide-ide kreatif untuk membuat suatu inovasi dan kemajuan peradaban,” katanya.

Bahkan, LaNyalla berharap nilai-nilai budaya ini bisa dikemas pula untuk kesejahteraan masyarakat. Karena itu, ia meminta Komite III DPD RI untuk kementerian Dikbud dan Parekraf untuk lebih memberi perhatian kebudayaan dan kearifan lokal.

BACA JUGA: Kunjungi Kesultanan Kukar, Ketua DPD RI Bicara Soal Kongres Raja Nusantara

“Budaya sejatinya merupakan simbol suatu masyarakat. Namun yang harus diperhatikan dari nilai-nilai budaya adalah bukan hanya sekedar simbol prestise. Dalam konteks Karapan Sapi tentunya mengenai kejayaan pemilik sapi juara,” terangnya.

Salah satu daerah yang masih menjalankan budaya ini adalah Desa Mortajih, Pamekasan, Jawa Timur. Desa ini menjadi tuan rumah pelaksanaan kejuaraan karapan sapi se Madura.

Kejuaraan kerapan sapi yang berlangsung selama dua hari itu dibagi tiga kelompok yaitu besar, sedang dan kecil dan diikuti puluhan pasang sapi se Madura dan Probolinggo. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here