Istri Shalihah: “Mataku Tak Bisa Terpejam Hingga Engkau Ridha..”

4260
Istri shalihah selalu mencari ridha Allah di balik ridha suaminya.

Muslim Obsession – Meraih ridha Allah ‘Azza wa Jalla dan mendapatkan surga-Nya di akhirat kelak menjadi impian setiap umat Islam. Lalu, bagaimana meraih ridha Allah bagi seorang istri?

Jawabannya terdapat dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu berikut ini:

“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: ‘Tentu saja wahai Rasulullah!’ Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: ‘Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha’,” (HR. Ath Thabarani dalam Al-Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380).

Melalui hadits ini Rasululllah menegaskan bahwa seorang istri yang menginginkan hidup bahagia di dunia dan akhirat adalah istri yang tidak mudah marah. Dia (istri) dapat segera meredam kemarahan dirinya dan kemarahan suaminya dengan cinta dan kasih sayang.

Tentu sangat berat bagi seorang istri yang temperamental. Tapi untuk meraih ridha Allah dan mendapatkan surga-Nya, hal ini harus dilakukan. Ia harus mau belajar meluluhkan sikap mudah marahnya itu dan diganti dengan sikap penuh kelembutan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan begitu banyak perhatian dalam hal ini. Tak heran ada banyak hadits yang menerangkan pentingnya seorang istri meraih ridha suami untuk mendapatkan ridha Allah ‘Azza wa Jalla.

Bakti seorang istri kepada suami sudah pasti berbalas ridha Allah, yakni bakti yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah. Ia akan berusaha dengan sungguh-sungguh dan melakukannya dengan cara yang terbaik.

Sebaliknya, ketika suami tidak ridha kepada istrinya, maka Allah pun tidak memberikan keridhaan-Nya. Tidak hanya Allah, bahkan para malaikat pun akan melaknat istri yang durhaka. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan terhadapnya), maka penghuni langit murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya,” (HR. Bukhari no. 5194 dan Muslim no.1436)

Seorang suami yang tidak ridha kepada istrinya bisa menjadi sebab tertolaknya shalat yang dilakukan oleh seorang istri. Ini juga dijelaskan dalam sabda Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa:

“Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan),” (HR. Ibnu Majah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Misyakatul Mashabih no. 1128)

Namun, apakah seorang istri harus selalu taat pada setiap perintah suaminya? Ternyata tidak. Ketaatan terhadap suami bukanlah sesuatu yang mutlak, karena Islam mengajarkan bahwa seorang istri tidak boleh taat kepadanya dalam hal kemaksiatan. Tidak ada alasan ketaatan untuk kemaksiatan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada kewajiban taat jika diperintahkan untuk durhaka kepada Allah. Kewajiban taat hanya ada dalam kebajikan” (HR Ahmad no 724. Syeikh Syuaib Al Arnauth mengatakan, “Sanadnya shahih menurut kriteria Bukhari dan Muslim”).

Ketika ada seorang suami mengajak istrinya berbuat sesuatu yang melanggar syariat dari Allah, maka hendaknya seorang istri mengingatkannya. Misalnya, seorang suami enggan untuk melaksanakan shalat wajib, maka si istri harus pintar-pintar untuk mengingatkan dan mengajak suami untuk segera melaksanakan shalat.

Wallahu A’lam bish Shawab. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here