Inspirasi One Ayat One Thousand dari Sopir Taksi Online

848
Using-Waze

MuslimObsession.com Rabbanâ mâ khalaqta hâdzâ bâthila, setiap ciptaan Allah itu tak ada yang sia-sia. Sebuah ayat dari Surah Ali Imran itu secepat kilat melintas di teras benakku. Sebuah ayat yang kerap kali menjadi adagium kebanyakan orang bahwa sesuatu itu tak ada yang kebetulan.

Ya, ayat itu tampaknya tepat untuk menggambarkan pertemuanku dengan pengemudi taksi online bernama Pak Binginto (bukan nama sebenarnya), di sebuah sore awal September. Kepadaku, sepanjang perjalanan ke kediamanku di kawasan Bogor, Pak Binginto bertutur soal banyak hal.

Namun, ada satu tema yang paling berkesan bagiku. Pengemudi mobil berpelat Jakarta itu bercerita tentang dua anaknya yang kini sama-sama tengah beranjak dewasa.

“Anak pertama saya kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bu,” ujarnya mengawali kisah. “Alhamdulillah, dia kuliah dengan bea siswa penuh,” imbuhnya.

“Kok bisa, Pak?” tanyaku.

“Anak saya ini mendapat bea siswa tanpa tes karena dia hafal Al-Quran 30 juz,” jawabnya.

Mendengar itu, sekejap tenggorokanku tercekat. Kaget, kagum, sekaligus penasaran. Batinku langsung tertarik untuk menggali lebih dalam cerita Binginto ini.

“Bagaimana anak Bapak bisa hafal 30 juz? Apakah anak Bapak ikut program tahfidzul quran (menghafal Al-Quran)?” tanyaku penuh selidik.

“Enggak juga, Bu,” jawabnya.

Nah, lho. Bagaimana mungkin seorang anak bisa menghafal Al-Quran 30 juz tanpa ikut program tahfidzul quran dengan bimbingan seorang ustadz? Di benakku berkelebat pertanyaan itu.

“Lalu, bagaimana caranya, Pak?”

“Sebagai orangtua, Alhamdulillah, saya memiliki keinginan agar anak-anak saya menjadi penghafal Al-Quran. Dan kebetulan, kakak saya juga memiliki pondok pesantren tahfidzul quran di Bantul, Yogyakarta,” katanya menjelaskan.

“Oh, jadi anak Bapak dididik di pesantren itu?”

“Enggak juga, Bu?”

“Lha, kok bisa?”

Dari cermin di atasnya saya dapat melihat Pak Binginto tersenyum. Lalu diapun menuturkan sebuah kisah yang menjadi pelajaran bagiku.

Pak Binginto tak hanya memiliki satu anak, melainkan dua. Jika anak pertamanya kuliah di IPB dengan bea siswa penuh karena memiliki hafalan Al-Quran 30 juz, anak kedua Binginto saat ini tengan menempuh studi di sebuah sekolah menengah atas ternama di Magelang.

Seperti kakaknya, anak kedua Pak Binginto ini pun seorang penghafal Al-Quran. Di usianya yang baru 17 tahunan, ia sudah menghafal Al-Quran sebanyak 16 juz. Ini tentu sebuah capaian prestasi orangtua yang luar biasa.

Mendengar cerita dua anaknya, saya tak sabar untuk segera mengetahui ‘tips dan trik’ Pak Binginto mendidik mereka.

“Bagaimana caranya, Pak?” tanyaku.

“Saya punya metodenya, Bu,” jawab Pak Binginto.

Kepadaku, Pak Binginto memaparkan bagaimana ia menerapkan metodenya untuk memotivasi anak-anaknya menghafal Al-Quran. Apa itu?

Pertama, Pak Binginto dan istrinya yang merupakan seorang guru, selalu berusaha menjadi teladan dengan sering membaca Al-Quran di banyak kesempatan. Mereka juga memotivasi kedua anaknya untuk sebisa mungkin menjalankan aktifitas sunnah, seperti puasa Senin-Kamis.

Sadar jika orangtua harus memberikan contoh, Pak Binginto dan istri pun terlebih dahulu melaksanakannya.

Kedua, sebagai motivasi, Pak Binginto memberikan ‘hadiah’ bagi kedua anaknya. Jika keduanya melakukan puasa sunnah, Pak Binginto akan menghadihi mereka uang 5.000 rupiah. Dan jika berhasil mengkhatamkan Al-Quran, mereka akan diberi uang 100.000 rupiah.

“Nah, kalau untuk menghafal Al-Quran, apa ada hadiahnya, Pak?” tanyaku.

“Tentu ada, Bu. Kami memberlakukan program One Ayat One Thousand. Jadi, setiap mereka hafal satu ayat, kami akan berikan uang seribu rupiah. Dan itu sudah berlaku sejak mereka kecil,” jawabnya.

Wah, batinku. Luar biasa sekali Pak Binginto.

Sejenak aku melamun, membayangkan ketiga putriku. Membayangkan nikmatnya memiliki anak-anak penghafal Al-Quran yang akan mengisi rumah kecil kami dengan lantunan ayat-ayat suci. Membayangkan santunnya akhlak anak-anak kami karena ucapan yang dikeluarkannya selalu terjaga. Membayangkan kami sekeluarga berkumpul di surga, berkat ridha Allah kepada anak-anak kami yang menghafalkan Al-Quran…

“Ibu juga bisa kok mencoba metode itu,” kata-kata Pak Binginto membuyarkan lamunanku.

“Insya Allah, Pak. Mohon doanya juga ya, Pak,” jawabku.

Ya, Allah. Segala puji bagi-Mu yang telah mengirimkan seorang guru kepadaku. Seorang yang memberikan ilmu untuk mendidik anak-anakku sebagai penghafal ayat-ayat-Mu.

Yeay, Bismillah. Pertemuanku dengan Pak Binginto tentu bukan kebetulan. Allah telah menghendaki aku mendidik anak-anak sebagai penghafal Al-Quran. Terima kasih, ya Allah. Bimbing kami, tuntun kami, untuk menjadi hamba-hamba-Mu yang lebih dekat pada-Mu. Aamiin.

 

(Dituturkan seorang Ibu kepada redaksi Muslim Obsession.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here