Inovasi Nina Nugroho Bertahan di Tengah Pandemi

717
Fashion Designer & CEO Nina Nugroho Internasional, Nina Nugroho.

Muslim Obsession – Fashion Designer & CEO Nina Nugroho Internasional, Nina Nugroho mengungkapkan, perusahaannya sempat mengalami penurunan pendapatan pada awal pandemi Covid-19.

Pasalnya, terang Nina, karena fashion tidak termasuk dalam kebutuhan pokok utama.

Meski begitu, Nina tidak berputus asa. Kerja keras dan ikhtiar membuat perusahaan yang dipimpinnya masih mampu bertahan hingga kini.

“Seluruh desain Nina Nugroho adalah busana kerja, sementara pandemi mengharuskan banyak perempuan harus bekerja dari rumah. Untuk itu, kami terus melakukan inovasi terkait produk yang dihasilkan dan mengupayakan, agar menjadi sebuah brand yang layak menjadi pilihan di situasi pandemi,” ujar Nina, mengutip majalah Women’s Obsession edisi September 2021, Jumat (24/9/2021).

BACA JUGA: Nina Nugroho: Pasti Ada Solusi dalam Situasi Sulit

Perempuan kelahiran Cirebon yang memulai karier sebagai perancang busana sejak 2010 ini menambahkan, dirinya ingin menjadikan Nina Nugroho Internasional sebagai agile company, yang memiliki daya adaptif tinggi dan pencapaian kualitas maksimum dengan kesalahan yang minimum.

Ke depannya dia berserta tim akan melakukan digital transformation menuju zero mistake production untuk cara dan pola kerja perusahaan.

Transformasi digital pun dilakukan dan sedang memasuki tahap transisi, yaitu digitalisasi melalui aplikasi terkait sistem. Namun, dia mengakui proses tersebut masih dijalankan oleh SDM yang sudah ada, tapi dengan menaikkan kapasitas mereka melalui pelatihan dan sosialisasi.

“Pentingnya transformasi ini diperlukan agar dapat merealisasikan zero mistake production. Kaitannya adalah dengan output produk yang dihasilkan. Dengan zero mistake dalam proses produksi akan tercipta efisiensi dan kenaikan kualitas produk yang pada akhirnya mendorong kepuasan maksimum dari customer untuk kemudian melakukan repeat purchase,” ucapnya.

BACA JUGA: Bermodalkan 5P, Nina Nugroho Raih Penjualan Tertinggi di Masa Pandemi

Jika repeat purchase meningkat, lanjut Nina, budget iklan pun jadi semakin efisien. Perbaikan sistem internal, mencakup pola kerja terukur dilakukan pula, sehingga output kerja sesuai dengan yang diharapkan.

“Terkait penjualan, kami melakukan strategi offense, jemput bola kepada customer dan memberikan beberapa kemudahan agar terbangun trust,” kata perempuan yang kerap didapuk sebagai pembicara publik terkait dunia fashion ini.

Perlahan namun pasti penjualan terus meningkat. Artinya daya beli masyarakat masih tinggi, tetapi lebih selektif. Pelayanan terhadap customer terus digenjot, seperti garansi produk boleh tukar size dan model, apabila tidak sesuai materi promosi.

Dengan demikian terbangun kepercayaan dan engagement yang lebih kuat bersama customer, yang berujung pada pembelian produk secara berkelanjutan.

BACA JUGA: Nina Nugroho ‘Nyaman’ di Desain Muslimah Aktif

Menyikapi tren industri fashion yang mengarah pada sustainability fashion, dia mengatakan, brand Nina Nugroho sudah melakukannya sejak lama. Bahkan, hampir 70% busana koleksi label berlambang NN ini merupakan pengejawantahan sustainable fashion. Koleksi 2in1 yang diluncurkan pada 2019 lalu, misalnya.

Rancangan ini memadukan fungsi shirt dan blazer dalam satu desain baju, sehingga menghindari pemakaian bahan tidak perlu dan juga efisiensi bahan baku. Pembeli seolah memakai dua buah busana, tetapi sejatinya satu busana saja.

Hal tersebut, jelasnya, sesuai dengan konsep sustainability yang diterapkan, agar busana memiliki umur yang lebih panjang dalam pemakaiannya.

“Bahan busana yang menumpuk di bagian belakang shirt dibuat satu layer saja. Kami selalu menggunakan material berkualitas, agar bisa dipakai lebih lama, karena awet dan disajikan dengan desain timeless yang long lasting, jadi tidak sekadar mengikuti tren,” tegas perempuan yang rutin berolahraga ringan setiap hari ini. (Nur/WO)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here