Ingin Pahami Israel, Sapri Sale Bikin Kamus Indonesia-Ibrani  

2568
Kamus bahasa Ibrani-Indonesia oleh Sapri Sale (Photo: Global Voice) 

Jakarta, Muslim Obsession – “Mungkinkah bahasa Ibrani akan menjadi benang merah yang menghubungkan Israel dan Indonesia, sebuah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia?”

Pertanyaan itu muncul dari seorang cendekiawan menanggapi karya akademisi Muslim Sapri Sale yang membuat kamus bahasa Indonesia-Ibrani.

Sapri Sale pernah belajar bahasa Arab di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Ia mengaku ingin membangun pemahaman yang lebih baik antara orang Indonesia dan orang Israel.

Dilansir Global Voice (GV), Rabu (28/3/2018), tidak ada catatan yang menyatakan Indonesia dan Israel memiliki hubungan diplomatik formal. Sebaliknya, Israel justru sering digambarkan secara negatif di sejumlah media Indonesia karena kebijakannya terhadap Palestina.

Bahkan, dalam perjalanan menuju kunjungan kenegaraan bersejarahnya ke Australia pada 2017, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dipaksa untuk menghindari wilayah udara Indonesia. Mungkinkah hanya dengan bahasa, sesuatu yang amat sederhana bisa menjadi kunci untuk menemukan kesamaan antara Indonesia dan Israel?

Sapri Sale, yang kini mengajar bahasa Ibrani di Indonesia, menceritakan perjuangan yang dia hadapi selama menulis dan menerbitkan kamus Indonesia-Ibrani pertama di dunia tersebut.

“Alasannya, saya ingin dunia tahu bahwa tidak semua orang Indonesia adalah militan (Muslim), negara kita beragam. Bagi saya, budaya dan bahasa Ibrani tidak berbeda dengan bahasa Arab, dan jika bahasa Arab bisa ada (di Indonesia) di antara bahasa dan budaya lokal Indonesia, maka bahasa Ibrani memiliki hak yang sama untuk ada di negara ini juga,” terangnya.

Sapri Sale adalah seorang mahasiswa Sastra Arab di Universitas Al-Azhar di Kairo pada tahun 1989.

“Saya sangat tertarik dengan geopolitik Timur Tengah. Namun, saya menjadi sadar bahwa di Mesir, Israel digambarkan secara negatif. Pada saat itu, perjanjian damai antara Israel dan Mesir sudah berlangsung sekitar satu dekade. Namun, media memicu sentimen anti-semitisme di kalangan masyarakat umum,” ujar Sale.

Sejak saat itu, Sale menolak untuk membenci Israel, kecuali setelah ia benar-benar memahami apa yang sedang terjadi.

“Saya perlu belajar bahasa Ibrani untuk mengetahui sisi positif apa yang Israel miliki, tanpa prasangka apa pun. Dengan sedikit keberuntungan, saya menemukan beberapa buku Ibrani dan mulai belajar secara otodidak,” ungkapnya.

Setelah belajar bahasa Ibrani selama beberapa tahun, Sale menemukan sebuah pusat Israel di Kairo, dan mulai menghadiri kelas-kelas di sana pada tahun 1993.

“Seorang guru Mesir bernama Amer mengajari saya. Pada mulanya, kehadiran saya dinilai aneh dan mencurigakan oleh komunitas Israel di pusat,” kisahnya.

Saat itu, Sale menuturkan ada 600 pelajar Indonesia di Kairo, dan ia adalah satu-satunya yang mengembangkan minat dalam bahasa dan budaya Ibrani. Pada tahun 1996, Sale pindah ke Lebanon untuk mengejar karier.

“Sayangnya, saya harus berhenti belajar bahasa Ibrani sama sekali, karena alasan politik. Pada tahun 1999, saya menemukan pekerjaan baru dengan Misi Permanen di New York. Di sana, saya bebas untuk membangkitkan semangat saya untuk belajar bahasa Ibrani,” tutur Sale.

Sejak saat itu, ia mulai menyusun kamus bilingual bahasa Indonesia-Ibrani pada tahun 2006, setelah dua dekade atau 20 tahun belajar bahasa Ibrani.

Kamus dwi bahasa tersebut berjumlah 450 halaman. Sale menilai kamus tersebut sebagai referensi bagi orang Indonesia yang ingin belajar bahasa Ibrani atau sebaliknya.

“Ini adalah jawaban atas panggilan pribadi saya untuk menjembatani Indonesia dan Israel, secara linguistik dan budaya. Ada banyak tantangan, seperti yang Anda bayangkan. Bahasa Indonesia dan Ibrani adalah dunia yang terpisah,” ujarnya.

“Saya sering menemukan pasangan kata. Di sinilah pengetahuan bahasa Arab saya sangat berguna, karena bahasa Arab dan Ibrani mirip. Bahasa Arab menjadi referensi saya dalam menerjemahkan kata-kata Ibrani ke bahasa Indonesia,” sambungnya.

Perjalanan penerbitan kamus tersebut tidak berjalan mulus. Pada tahun 2016, setelah Sale merampungkan kamus tersebut, ia harus menghadapi penolakan. Karena penerbit populer tidak begitu tertarik pada apa pun yang menyangkut Israel.

“Jadi tentu saja, kamus saya dianggap tidak relevan, tidak dapat dipasarkan, dan secara politik tidak benar. Namun, suatu hari saya menemukan penerbit indie di Yogyakarta, yang bersedia menerbitkan,” kata Sale.

Ia mengaku secara pribadi mendanai pencetakan tersebut. Tetapi, jalan lagi-lagi berkelok. Ia menemui hambatan lain saat mendaftarkan ISBN. Biasanya, ISBN ditetapkan dalam waktu kurang dari sebulan. Sedangkan dirinya harus menunggu tiga bulan demi mendapatkan ISBN untuk kamus miliknya.

“Saya tidak peduli diejek atau dibully. Karena ini pilihan dan pekerjaan saya. Meski orang-orang yang sinis menjuluki saya ‘Sapri the Jew’. Bahkan keluarga besar dan mantan teman sekelas Al-Azhar saya telah menjauhi dan menghindar dari saya,” ungkap Sale.

Tidak jarang, karya miliknya itu disebut-sebut karya palsu. Sale hanya akan menjawab singkat, mengutip pepatah Ibrani, ‘Pekerjaan saya bukan dengan kekuatan dan bukan oleh kekuasaan, tetapi oleh ruh.’

Sale mengaku sekitar 70% muridnya adalah Kristen dan 30% Muslim. Banyak mahasiswa Kristen terutama akademisi ingin memahami Al-Kitab dengan lebih baik. Sale juga berharap di masa depan, akan ada lebih banyak siswa-siswa yang berasal dari Pesantren (sekolah Al-Quran).

Apalagi menurut Sale, mereka yang berasal dari Pesantren memiliki peluang lebih besar. Karena mereka sudah tahu cara membaca teks Arab, jadi belajar bahasa Ibrani akan lebih mudah bagi mereka.

“Kelas saya diadakan di Konferensi Agama dan Perdamaian Indonesia (ICRP), satu-satunya organisasi yang bersedia menerima saya. Setiap kelas berlangsung satu setengah jam. Saya mengembangkan metode pembelajaran untuk sesama orang Indonesia, sehingga setelah delapan pertemuan mereka dapat membaca bahasa Ibrani modern, dan setelah itu mereka dapat belajar secara otodidak,” tandasnya.

Ke depan, Sale berencana menerbitkan buku tata bahasa Ibrani modern dan buku percakapan bahasa Ibrani untuk penutur bahasa Indonesia. (Vina)

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Suherman Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here