IDI: Kalau Presiden Siap Jadi Pertama Disuntik Vaksin, IDI Juga Siap

430

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menegaskan para dokter yang tergabug dalam IDI siap menjadi target pertama vaksinasi Covid-19, apabila Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun mau menjadi pionir disuntik vaksin.

“Kalau Bapak Presiden menyampaikan sudah bersiap menjadi bagian yang pertama disuntik, IDI juga bersedia menjadi salah satu yang siap pertama dilakukan penyuntikan,” kata Daeng dalam keterangan pers via daring di Jakarta, Senin (14/12).

Ia pun menegaskan IDI mendukung program vaksinasi yang akan dilaksanakan pemerintah untuk mengendalikan penularan Covid-19.

Dokter-dokter anggota IDI, kata dia, siap menjadi penerima pertama suntikan vaksin Covid-19 yang penggunaannya sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Daeng pun mengklarifikasi berita yang menyebutkan bahwa organisasinya menolak vaksinasi Covid-19, karena pemberitaan itu dinilai bisa memengaruhi kepercayaan publik terhadap program vaksinasi pemerintah.

“Pemberitaan seperti itu akan berdampak pada program vaksinasi, karena masyarakat percaya betul pada dokter dan IDI. Kalau IDI saja menolak, apalagi masyarakat,” kata Daeng.

Selain itu, dia pun mengemukakan bahwa masyarakat tidak perlu ragu menjalani vaksinasi kalau vaksin Covid-19 sudah tersedia dan BPOM mengizinkan penggunaannya setelah memeriksa kemanjuran dan keamanan vaksin.

IDI menyatakan vaksinasi merupakan upaya kedua setelah penerapan protokol kesehatan untuk menekan penularan Covid-19 di Indonesia.

“Program vaksinasi ini harapan besar bagi kita semua, tidak hanya untuk petugas kesehatan saja, tapi untuk seluruh rakyat. Vaksin ini alat terbesar kita untuk menurunkan serendah-rendahnya bahkan menghentikan penularan COVID-19,” kata Daeng.

Menurutnya upaya intervensi untuk menekan kasus penularan Covid-19 di Indonesia dengan cara penerapan protokol kesehatan dinilai belum efektif, karena kasus konfirmasi positif harian yang terus meningkat dari hari ke hari.

Pertambahan kasus positif yang terus meningkat sejak awal Maret lalu di Indonesia tak lepas dari perilaku masyarakat Indonesia belum benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat.

Presiden Tak Mau yang Pertama

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemerintah memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia, termasuk dalam hal vaksinasi Covid-19. Meski begitu, ia mengatakan Presiden Jokowi tidak mau jadi yang pertama disuntik vaksin.

“Ada yang bilang ini (vaksinasi) nanti bisa sakit, presidennya dulu disuntik. Presiden kemarin bilang, ‘saya nanti disuntik ramai-ramai saja dengan rakyat’. Jadi kelihatan. Jadi Jangan berburuk sangka, jauhkan itu buruk sangka,” ujar Luhut dalam webinar, Sabtu (12/12).

Luhut mengatakan, Jokowi enggan divaksinasi duluan lantaran tidak mau melanggar aturan. Menurutnya, presiden ingin vaksinasi berjalan tertib dan sesuai dengan aturan.

“Kalau presiden mau disuntik duluan, hari ini juga bisa. Tapi presiden kan enggak mau nanti dibilang mau presiden sendiri duluan, atau melanggar aturan,” tutur Luhut.

Pemerintah saat ini sudah mengantongi 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Luhut mengatakan proses vaksinasi masih menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Ia berharap vaksin bisa mulai disuntikkan pada akhir bulan ini. Namun, apabila tidak, ia berharap vaksinasi bisa dilakukan untuk puluhan juta penduduk pada kuartal pertama 2021.

Kalau vaksinasi sudah berhasil dilakukan, Luhut meyakini kegiatan ekonomi akan terus meningkat. Ia berujar vaksinasi juga akan mendorong investor untuk masuk ke Tanah Air.

“Karena mereka melihat program penanganan covid sampai kepada vaksin dengan tadi stimulus yang disiapkan dan semua itu yang ditangani Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir) tadi dengan tim, saya kira itu memberikan harapan yang sangat baik,” ujar Luhut. (Albar)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here